Tuesday, March 20, 2012

I WANT TO BE FREE - Persekutuan Remaja Methodist Indonesia

我要跟主祢, Cantonese Worship Song, I want to follow you Lord

Gan Gua Ei Jiu Hold My Hand

Jit Liap Sua 一粒沙 【台語】 林義忠 A Grain Of Sand ~ GT Lim

如鷹展翅上騰 - Soar on Wings Like an Eagle - 生命河靈糧堂

Ni Zhen Wei Ta 你真偉大 How Great Thou Art

You Yi Wei Shen 有一位神

Qing Qing Ding 轻轻听

Sunday, March 18, 2012

Air Mata Papa

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. ..
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat. Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”. Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal…



PS. : terima kasih Papa. Engkau telah menjaga kami sampai akhir hayatmu.

Loyalitas dan Produktivitas

Bacaan: Titus 3:1-14

...untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.- Titus 3:14

Terkadang saya cukup sebal mendengar seseorang yang membanggakan diri dengan lamanya dia bekerja di sebuah perusahaan. Menunjukkan diri sebagai karyawan paling loyal di perusahaan itu. Jangan salah sangka, saya bukannya tidak menghargai arti sebuah kesetiaan. Kesetiaan yang dibuktikan dengan lamanya waktu bekerja memang penting. Tanpa hal ini perjalanan pun akan tersendat-sendat, bahkan bisa-bisa menjadi kacau dan yang pasti, ritme perusahaan menjadi kacau. Saya acungi jempol kepada mereka yang telah teruji secara waktu.
Namun ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar kata loyalitas saja, hasil kerja dan produktifitas! Apa gunanya kita membanggakan loyalitas kita yang berpuluh-puluh tahun tetapi sebenarnya tidak ada sesuatu yang dihasilkan sama sekali? Apa gunanya mendapat penghargaan sebagai karyawan paling loyal namun kita tidak pernah memberi dampak kepada perusahaan?
Tidak jarang kita bertemu dengan seseorang yang baru bekerja satu dua tahun dalam sebuah perusahaan. Namun, meski demikian prestasi kerjanya sangat membanggakan. Ia tak hanya menyelesaikan tugas dengan baik saja, tetapi ia juga mendukung kemajuan perusahaan. Laju perusahaan pun melaju cepat di tengah persaingan bisnis yang makin kompetitif. Langkah-langkah strategis yang ia ambil menentukan arah perusahaan yang makin efektif. Cara berpikirnya memberi warna tersendiri bagi perusahaannya. Menjadi kreatif dan inovatif sehingga kemajuan perusahaan pun terlihat dengan jelas!
Saya sangat yakin bahwa para owner akan berebut mendapatkan pekerja yang seperti ini, dibandingkan dengan pekerja yang memiliki stempel "loyalitas" saja. Jika Anda seorang yang sanggat bangga dengan stempel loyalitas yang Anda miliki, saya usulkan agar Anda juga bangga dengan stempel "kualitas kerja dan produktifitas". Orang dihargai bukan hanya dilihat dari sudut pandang loyalitas saja, tapi juga dari produktifitas kerjanya.
Orang dihargai bukan hanya dari loyalitas saja tapi juga produktifitas.


sumber : http://www.renungan-spirit.com/kiat-sukses/loyalitas_produktifitas.html

Team Work

Bacaan: Yohanes 17:20-23



Saya selalu berpikir bahwa sebuah tim olahraga yang bertaburan dengan bintang, pasti akan mendulang sukses dan menjadi juara. Memang tak dapat disangkal lagi bahwa kemampuan dan keahlian individu sangat berpengaruh pada potensi tim, namun ternyata itu bukan segala-galanya. Ada satu hal lagi yang lebih penting dari pada sekedar skill individu, yaitu kerja sama dalam tim!
Bagi Anda yang suka sepak bola, mungkin masih membekas kuat di benak kita kejuaraan euro-champion pada tahun 2004. Sang juara bukanlah Italia, Inggris, Perancis, Belanda ataupun Spanyol yang bertebaran bintang, tapi justru Yunani yang sama sekali tidak diperhitungan dan dianggap sebagai tim underdog. Tidak salah juga jika tim Yunani sama sekali tidak diperhitungkan, sebab mereka memang tak punya pemain yang sangat menonjol, namanya saja kita hampir-hampir tidak pernah mendengarnya. Lalu apa kunci kesuksesan mereka sehingga mereka berhasil mempecundangi tim-tim unggulan? Kerja sama tim!
Untuk meraih kesuksesan, kerja tim yang solid mutlak diperlukan. Jika tak ada kerja sama yang bagus, ini akan sangat memperlambat kinerja keseluruhan. Menjadi tugas seorang pemimpin untuk membuat sebuah tim kerja yang solid, ini akan berdampak besar bagi kemajuan perusahaan. Saya cuplikan kata-kata bagus dari Michael Jordan, bintang NBA , "Ada banyak tim dalam setiap olahraga yang memiliki pemain-pemain hebat tetapi tidak pernah memenangkan pertandingan. Seringkali, pemain-pemain tersebut tidak mau berkorban untuk kebesaran tim yang lebih baik. Hal yang menggelikan adalah, pada akhirnya keengganan mereka untuk berkorban hanya membuat tujuan-tujuan pribadi lebih sulit dicapai. Satu hal yang saya percayai adalah jika Anda berpikir dan mencapai sesuatu sebagai sebuah tim, penghormatan pribadi akan datang dengan sendirinya.” Kerja sama tim itu kunci kesuksesan kita. Unsur individu memang penting, namun tidak ada yang bisa menggantikan kerja sama tim!
Satu orang dapat menjadi unsur dalam sebuah tim, tetapi satu orang tidak dapat membuat tim.sumber : http://www.renungan-spirit.com/kiat-sukses/teamwork.html


sumber : http://www.renungan-spirit.com/kiat-sukses/teamwork.html

Kekuatan Merek

Bacaan: I Korintus 4:1-5

Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.- I Korintus 4:2

Cukup mengherankan melihat fakta bahwa kegiatan marketing on-line di Indonesia tak bisa berjalan cepat seperti halnya di Amerika Serikat maupun di negara-negara Eropa. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, namun penyebab utamanya adalah rendahnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk yang belum punya ekuitas merk yang kuat. Konsumen di negara kita jarang mau membeli barang hanya lewat katalog, kita sudah terbiasa membeli sebuah barang dengan melihat barangnya, mencobanya, dan mendengar pendapat umum tentang barang tersebut lebih dulu.
Dengan budaya pemasaran seperti ini, tentu saja merk memegang peranan yang sangat penting untuk mendongkrak penjualan. Itu sebabnya keliru besar jika mengganggap merk hanya sekedar penanda sebuah produk saja. Merk jelas lebih daripada itu, merk akan mewakili perusahaan Anda. Tak ada yang bisa main-main dengan merk. Sedikit saja kita buat kekeliruan dengan membiarkan kualitas dan mutu mulai menurun, maka merk kita juga akan semakin lemah di benak konsumen, dan itu berarti ancaman bagi perusahaan kita! Sebaliknya, jika kita terus meningkatkan mutu dan kualitas, maka ekuitas merk akan menguat, dan itu berarti perusahaan kita akan setahap lebih maju.
Lihatlah merk yang sudah tertanam di benak konsumen. Jika ingin membeli sebuah ponsel, mereka langsung ingat Nokia. Jika ingin membeli sebuah notebook, mereka langsung ingat Toshiba. Jika ingin membeli motor yang irit, mereka langsung cari Honda. Itulah kekuatan sebuah merk. Sayangnya banyak pelaku bisnis kurang menghargai kekuatan sebuah merk sehingga mereka tidak konsisten dengan kualitas yang harus dijaga, berpikir sempit dengan meraih keuntungan yang sebesar-besarnya walau itu harus mengikis kekuatan merknya, atau bahkan hanya ingin meraih keuntungan sesaat dalam jumlah besar tanpa berpikir kelangsungan produknya dalam jangka panjang. Jika Anda seorang pengusaha, milikilah merk yang bisa dipercaya. Kalau Anda seorang profesional, jadilah orang yang bisa dipercaya.
Kekuatan merk kita akan menentukkan kesuksesan kita.

sumber : http://www.renungan-spirit.com/kiat-sukses/kekuatan_merk.html

Beda dari rasa CINTA, SUKA dan SAYANG

Dihadapan orang yang kita cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kita sukai, musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit
Dihadapan orang yang kita cintai, jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kita sukai, kita hanya merasa senang dan gembira saja. Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kita cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kita sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kita cintai, kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kita sukai, kata kata hanya keluar dari pikiran saja
Jika orang yang kita cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis disisinya
Jika orang yang kita sukai menangis, engkau hanya menghibur saja
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga Jadi jika kita mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga.
Tapi apabila kita mencoba menutup matamu dari orang yang kita cintai, cinta itu berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta… ada perasaan yang lebih mendalam. Yaitu rasa sayang…. rasa yang tidak hilangsecepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kita sayangi. Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.
Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia.. walaupun harus kehilangan. Tandanya kamu sedang jatuh cinta….
Ketika kamu sdg bersama dia, kau berlagak mengacuhkannya. Tapi ketika dia tidak ada, kamu berusaha mencarinya. Pada saat itu, kamu sedang jatuh cinta.
Walaupun ada orang lain yg selalu membuatmu tertawa, mata dan perhatianmu hanya tertuju pada si dia. Maka, kamu sedang jatuh cinta.
Walaupun seharusnya dia sudah meneleponmu untuk memberitahu kabarnya, tapi teleponmu tak berdering. Dan kau terus menunggu telepon itu. Pada saat itu, kamu sedang jatuh cinta.
Jika kamu lebih tertarik dengan e-mail pendek darinya daripada e-mail yg panjang dari orang lain, kamu sedang jatuh cinta.
Jika kamu tak bisa menghapus smua sms dlm HPmu karena ada 1 sms dari dia, maka kamu sedang jatuh cinta.
Ketika kamu mendapat sepasang tiket gratis menonton film, kamu tidak akan pusing2 untuk langsung mengajak dia. Pada saat itu kamu sedang jatuh cinta.
Kamu selalu bilang pada dirimu,”dia hanyalah temanku”, tapi kamu menyadari kamu tidak bisa menghindari daya tariknya.
Pada saat itu, kamu sedang jatuh cinta.Jika kamu sedang membaca message ini dan seseorang muncul dalam pikiranmu, maka kamu sedang jatuh cinta pada orang itu.

Alkitab + Deuterokanonika

Buat temen"  yang membutuhkan Alkitab dan Deuterokanonika (KATOLIK), sekarang sudah ada Aplikasi Alkitab Deuterokanonika untuk hp kamu, selain lebih efisien dan praktis mudah dibawah kemana-mana. Lengkap dengan :
  • Pencari kata
  • kamus
  • Kirim ayat via SMS
  • Catatan
Persyaratan Handphone:
- Dapat menjalankan aplikasi java yang lebih dari 512Kb
- Kapasitas yang masih tersedia minimal 1.9 Mb

Silahkan download di :
  http://www.esnips.com/doc/d6f67e31-9a52-486a-ad19-647863972f90/Bible

Untuk download Alkitab versi standard (tanpa deuterokanonika) download di :
http://www.ziddu.com/download/1777726/Bible.doc.html

Dialog Imajiner Manusia dengan Tuhan

Man : Selamat pagi Tuhan, sekiranya Tuhan punya waktu sedikit aku ingin bertanya…
GOD : Waktu-Ku adalah KEKEKALAN, tidak ada masalah tentang waktu. Apa pertanyaanmu?
Man : Terima kasih… Apa yang PALING MENGHERANKAN bagi-Mu tentang kami “MANUSIA” ?
GOD : Kalian itu makhluk yang “ANEH”….
  1. Suka MENCEMASKAN MASA DEPAN, sampai LUPA dengan HARI INI… Sehingga kalian LUPA BERSYUKUR dan BERUSAHA.
  2. Kalian HIDUP di dunia seolah-olah KEKAL tidak akan MATI. Kalian LEBIH BANYAK mengumpulkan BEKAL hidup di DUNIA, daripada BEKAL setelah MATI. Padahal hidup di DUNIA hanyalah SEMENTARA, dan hidup SETELAH MATI adalah KEKEKALAN.
  3. Kalian cepat BOSAN sebagai ANAK-ANAK dan TERBURU-BURU ingin DEWASA, namun setelah DEWASA kalian KEKANAK-KANAKAN : suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal soal sepele.
  4. Kalian RELA KEHILANGAN KESEHATAN demi MENGEJAR UANG, tetapi kemudian membayar dengan UANG untuk mengembalikan KESEHATAN.
  5. Kalian lebih TABAH manakala Aku UJI dengan KEMELARATAN dan PENYAKIT dibandingkan saat Aku uji dengan banyak rizki dan kesehatan. Kala kalian MELARAT dan SAKIT, kalian LEBIH DEKAT kepada-Ku dengan ibadah dan doa. Padahal Aku SENANG bila kalian MENDEKAT kepada-Ku, tapi kalian tidak suka dengan KEMELARATAN dan PENYAKIT tersebut.
Hal-hal itulah yang membuat hidup kalian SUSAH.
Man : Lantas apa nasihat Tuhan agar kami bisa hidup BAHAGIA ?
GOD : Sebenarnya semua nasihat sudah pernah diberikan. Inilah satu lagi keanehan kalian : SUKA MELUPAKAN nasihat-Ku. Baiklah Ku ulangi lagi ya beberapa nasehat yg penting:
  1. Kalian harus sadar bahwa MENGEJAR RIZKI adalah sebuah KESALAHAN. Yang seharusnya kalian lakukan ialah MENATA DIRI agar kalian LAYAK dikucuri rizki. Ingat, rizki berasal dari-Ku. Jadi JANGAN MENGEJAR RIZKI, tetapi biarlah RIZKI yang MENGEJAR kalian.
  2. Ingat : “SIAPA” yang kalian miliki itu LEBIH BERHARGA dari pada “APA” yang kalian punyai. Memilik “SIAPA” akan mendatangkan “APA”, Kehilangan “SIAPA” akan kehilangan “APA” juga… Tetapi bila kamu kehilangan “APA” masih ada “SIAPA” yang akan membantumu. Jadi, PERBANYAKLAH teman, JAUHI permusuhan…
  3. Jangan bodoh dengan CEMBURU dan membandingkan yang dimiliki orang lain, BERSYUKURLAH dengan apa yang telah kalian terima. Karena semuanya akan ditanya DARIMANA kamu dapatkan dan UNTUK APA dibelanjakan.
  4. Ingat orang KAYA bukanlah dia yang berhasil mengumpulkan harta yang paling banyak, tetapi adalah dia yang PALINGSEDIKITMEMERLUKAN hartanya, sehingga masih sanggup MEMBERI kepada sesamanya.

Kehidupan Setelah Usia 40

Memasuki usia empat puluh orang baru akan mengerti bahwa sahabat karib hendaknya saling mengagumi, bukanlah saling memanfaatkan.
Sahabat karib hanya dapat terjadi dalam lapisan yang sama. Orang miskin dan orang kaya, rakyat jelata dan pejabat tinggi, rakyat kecil dan selebriti, orang buta huruf dan orang terpelajar selamanya tidak dapat bersahabat akrab dalam arti yang sesungguhnya. Karena bila tidak berada dalam lapisan yang sama, selamanya tidak akan dapat mengerti dan memahami secara mendalam temannya tersebut.
Setelah usia empat puluh, orang baru mengerti: nasi hendaknya dimakan sesuap demi sesuap, pekerjaan hendaknya dikerjakan sedikit demi sedikit. Tidak ada suatu tujuan yang dapat dicapai hanya dalam satu langkah, oleh sebab itu tidak seharusnya terlalu lelah karena terlalu sibuk. Pada usia setengah baya hendaknya hidup dengan tidak tergesa-gesa.
Setelah usia empat puluh, orang baru mengerti: segala sesuatu bersifat ganda, kadang kala bahkan ada yang tidak mengandung benar-salah, apa yang Anda anggap salah, bagi orang lain mungkin benar. Sedangkan yang Anda perjuangkan dengan segenap tenaga justru    sangat mungkin adalah apa yang ingin dicampakkan dan ditinggalkan orang lain.
Setelah usia empat puluh orang baru akan mengerti: baik buruknya kualitas hidup, seluruhnya ditentukan oleh mentalitas diri sendiri. Makanan mahal dan nikmat dalam pesta pora, bila hanya untuk menyembunyikan maksud saling menipu, jauh tidak senyaman duduk dengan sahabat karib mengobrolkan hal-hal biasa dengan ditemani teh tawar. Menempuh kehidupan bercocok tanam sambil menikmati keindahan panorama pegunungan, jauh lebih nyaman bila dibandingkan dengan kedudukan tinggi dan penghasilan besar bila miskin kebijakan, dan selalu was-was dalam menjalankan kewajiban.
Setelah usia empat puluh orang baru bisa mengerti: pasangan hidup kita kelihatannya biasa-biasa tidak ada yang istimewa, bahkan terkadang merasa kesal tak tertahankan, sebenarnya sang waktu telah membaurkannya menjadi satu, meskipun terdapat kebiasaan yang jelek dan tabiat yang kasar juga telah menjadi bagian kehidupan kita sendiri. Bila pada suatu hari Anda benar-benar mengoyakkan pernikahan yang tidak indah itu, maka akan ditemukan bahwa setiap koyak-an telah terhubung dengan kulit dan tulang-daging kita sendiri.
Setelah usia empat puluh orang baru akan mengerti: memanjakan anak adalah seperti lemak dan gula darah berlebihan yang akan merusak kesehatan mereka, kita takut mereka menempuh jalan yang memutar. Kita khawatir mereka mengalami kesusahan, kita cemas mereka akan mengalami cobaan dan penderitaan. Segenap keluarga telah mendirikan tenda besar baginya, kemudian hanya menatap dengan pandangan kosong pertumbuhannya yang lemah.
Setelah usia empat puluh orang baru akan mengerti: hendaknya tidak melakukan kebodohan dengan memelihara orang tua secara pelit namun mengubur mereka dengan royal, tempaan yang mereka alami selama hidup sudah terlalu banyak, memperlakukan mereka dengan baik adalah memperlakukan nurani kita sendiri dengan baik.
Mengenai perlakuan, orang tua kebanyakan sangat menyayangi uang, namun perlu pertimbangan masak agar sesuatu dapat diselesaikan dengan sempurna. Misalnya: dapat membeli sup sarang burung kelas satu di restoran lalu mengatakan kepada orang tua bahwa telah dibelikan sup jamur seharga 20ribu di kedai!
Kemudian memandang mereka menikmatinya dengan bahagia, sesungguhnya kebanyakan waktu mereka tidak membutuhkan kemuliaan dan kemakmuran Anda, setiap minggu tanyakan pengalaman mereka saat masih muda, lalu dengarkan cerita mereka, ini sudahlah cukup.
Setelah usia empat puluh orang baru akan mengerti: jabatan hanyalah sebuah gelas, sedangkan kultivasi diri dan karakter moral Anda barulah merupakan isi dari gelas tersebut, gelas kristal yang gemerlapan belum tentu berisikan anggur bagus, mungkin juga berisikan air keruh; cangkir tembikar kasar belum tentu berisikan air putih, sangat mungkin berisikan seduhan teh Longjing kelas wahid.
Mutu di dalamnya seluruhnya tergantung pada peruntungan dan usaha diri Anda!  (Chen Chen / The Epoch Times / prm)


sumber :http://www.epochtimes.co.id/kehidupan.php?id=725

Menghargai Kesempatan Melayani Tuhan



Menghargai kesempatan melayani Tuhan (Mat. 9:35-38)

Pendahuluan
Untuk mempertajam tekad kita menghidupkan fungsi gereja, maka kita melanjutkan pembahasan mengenai: “Menghargai kesempatan melayani Tuhan.” Kita tahu bahwa bencana alam dan malapetaka tidak henti-hentinya menimpa alam semesta, kejahatan manusia pun semakin meralela dari zaman ke zaman. Ini semua memperlihatkan ketidakberdayaan manusia dan betapa gelapnya dunia ini. Siapakah yang bisa menguasai hari esok? Siapa yang berani mengatakan bahwa besok ia akan tetap hidup? Gempa dan tsunami jepang telah melenyapkan puluhan ribu manusia dari muka bumi ini. Sungguh kita sama sekali tidak berkuasa atas hidup sendiri, jikalau kita hidup, itu adalah anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen, Tuhan mau kita hidup sesuai fungsi gereja, Tuhan mau kita bekerja bagi-Nya. Karena itu, marilah kita menghargai kesempatan untuk melyani Tuhan, sebab untuk itulah Tuhan memberi kita hidup.

Melayani siapa?
Saya tau bahwa setiap anak-anak Tuhan sangat sibuk dalam pekerjaan dan usaha, sibuk dalam mengurus keluarga, sibuk dalam membantu orang lain, bahkan sibuk dalam pelayanan gereja. Kalu dipikirkan, bisa jadi anak-anak Tuhan adalah orang yang paling sibuk di dunia, karena ketika orang-orang berliburan, sebagian anak-anak Tuhan tetap harus sibuk melayani di gereja. Namun perlu kita ingat bahwa dalam setiap kesibukan yang kita lakukan, kita bukan melakukannya untuk siapa-siapa, melainkan untuk Kristus, sebab kepada siapapun kita melayani, sesungguhnya kita sedang melayani Tuhan (Mat. 25:31-46)

Bagaimana cara kita melayani Tuhan?
1.Mencari sasaran
Alkitab mencatat: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa, Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Mat. 9:35) ayat ini memperlihatkan bahwa Yesus sendiri pergi mencari sasaran, demikianlah kita juga harus mencari sasaran untuk pemberitaan Injil. Dimanapun kita berada, kiranya Injil diberitakan lewat kesaksian hidup dan setiap perkataan dan perbuatan baik kita.  Di dunia ini, setiap orang membutuhkan dorongan semangat dan perhatian kasih dari sesama. Sebab itu, marilah kita saling memdorong dan memerhatikan, dengan demikian kita akan merasakan kehangatan dan penghiburan yang bisa memberi semangat dan kekuatan hidup.

2.Hati yang memiliki kasih
Saya berpikir jikalau bukan kita terlebih dahulu menerima Injil dan mengalami kasih Tuhan yang tidak terbatas, maka mustahil kita memberitakan Injil dan membagi kasih Kristus kepada orang lain. Kasih Tuhan yang telah menyentuh dan mendorong kita untuk mengasihi sesama. Tuhan Yesus adalah Sang Pengasih, ketika dilihat-Nya orang banyak: berbagai orang sakit, orang yang dirasuk setan, dll, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Mat.9:36)  kasih-Nya lah yang mendorong Yesus menyatakan kuasa-Nya untuk menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan membangkitkan orang mati. Sungguh Yesus mengasihani orang-orang yang miskin dan menderita. Dia lebih mengasihani orang yang rohaninya buta, yang hidup menjauh dari Sang Pencipta, sebab itu Dia datang untuk menyelamatkan manusia terlepas dari dosa, menuntun manusia ke jalan hidup yang benar, yakni jalan kembali kepada Sang Pencipta. Kiranya kita orang-orang yang sudah diselamatkan, memiliki kasih Kristus, sehingga sekalipun orang tidak melihat Kristus secara langsung, namun bisa melihat Kristus di dalam diri orang-orang yang memiliki dan menghidupkan kasih Kristus.

4. Meminta kepada Tuhan.
Dari zaman dulu sampai sekarang, gereja menghadapi persolan yang sama, yaitu kekurangan pekerja. Dalam hal ini, seharusnya kita tidak heran, karena Yesus pun pernah berkata kepada murid- murid-Nya: “tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit.” (Mat. 9:37) Namun kita perlu merenungkan mengapa pekerja Tuhan sedikit, bukankah kehendak Tuhan adalah meyelamatkan manusia berdosa, mengapa Dia tidak mengutus lebih banyak pekerja-Nya untuk menuai dan menggembalakan umat-Nya? Sepertinya Yesus tidak memberi jawaban mengapa. Dia hanya mengajarkan kepada murid-murid-Nya, agar meminta kepada tuan yang empunya tuaian, untuk mengutus pekerja-pekerja (Mat. 9:38) Namun  saya berpikir, bukankah tidak masuk akal, jika Tuhan tidak mengutus pekerja-pekerja untuk menyelesaikan misi pekabaran Injil dan penggembalaan, malah sebaliknya suruh kita meminta supaya diutus-Nya pekerja? Pasti ada sesuatu yang tidak beres! Apa persolannya? Saya pikir barangkali Tuhan mau umat-Nya belajar menghargai pekerja yang diutus-Nya. Bangsa Israel sering tidak menghargai nabi-nabi, bahkan Yesus sendiri juga tidak dihargai, Dia ditolak, dianiaya dan dibunuh. Dalam konteks gereja di Indonesia, kita juga melihat banyak gereja yang kurang menghargai hamba Tuhan. Saudara sekalian, adalah wajar jikalau hamba Tuhan kekurangan karena gereja miskin, atau menderita karena serangan dari luar, sebaliknya adalah tidak wajar jikalau umat Tuhan menindas dan membuat hamba-Nya menderita. Marilah kita belajar untuk saling menghargai dan mendukung, dengan rendah hati saling membahu dalam tugas pelayanan gereja. Saya yakin, ketika kita menghargai pekerja yang diutus Tuhan, maka Tuhan akan memberkati gereja kita, bahkan mengutus lebih banyak lagi pekerja untuk membangkitkan dan memajukan gereja kita, memakai kita untuk menuai lebih banyak tuaian.

Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, marilah kita orang-orang yang sudah diselamatkan, hargailah kesempatan yang diberikan Tuhan, layanilah Tuhan, dan layanilah seorang terhadap yang lain. Kita tidak tau apa yang akan terjadi esok dan apa yang akan menimpa kehidupan kita. Karena itu, selagi masih hidup, marilah kita menghargai kesempatan untuk melayani Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita harus memandang hidup sebagai kesempatan untuk berkarya bagi Tuhan. Dan lebih penting lagi,   kita harus bersyukur karena mendapat bagian dalam pekerjaan Tuhan, sebab dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia (1Kor. 15:58) Amin.

Oleh : CGI HENRY (GMI WESLEY PEKANBARU)

Kerendahan Hati Seorang Pelayan


Kerendahan hati seorang pelayan yang tanpa mengabaikan struktural
(yoh 13:1-20)


1.pendahuluan
             Peristiwa Yesus membasuh kaki murid-muridNya sering kita pahami sebagai kerendahan hati Kristus. Dan itu memang benar, tetapi jarang sekali kita sadari ada sesuatu dalam diri Yesus yang mendorongNya untuk rendah hati, mencuci kaki muridNya. Kita akan mengupas firman Tuhan untuk mengetahui lebih dalam, rahasia mengapa Yesus bisa menjadi pemimpin sekaligus pelayan yang rendah hati.
Makna kerendahan hati
            Rendah hati artinya tidak mengganggap diri lebih hebat atau lebih sempurna daripada orang lain. atau artinya sekalipun memiliki talenta dan karunia yang lebih, tetapi tidak mempertahankannya sebagai yang unggul daripada orang lain. orang yang rendah hati tidak akan memandang remeh orang lain, melainkan  memandang orang lain lebih penting daripada dirinya sendiri. Rendah hati adalah sikap yang tidak menganggap dirinya hebat, sekalipun kenyataannya memang hebat.
            Dalam Filipi 2:6-8 menceritakan bahwa Yesus walaupun adalah Allah, tetapi tidak mempertahankan diriNya sebagai Allah melainkan mengosongkan diriNya, mengambila rupa seorang hamba, dan menjadi sama seperti manusia, bahkan merendahkan diriNya mati di kayu salib.
Rahasia memiliki jiwa yang rendah hati (13:1-5):kasih
            Peristiwa pembasuhan kaki murid Yesus terjadi pada hari kamis sore sebelum paskah. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Yesus telah mengetahui apa yang akan terjadi pada diriNya setelah perjamuan makan bersama murid-muridNya, paskah. bagi muridNya ini merupakan perjamuan biasa, bagi yesus, ini perjamuan terakhir. Karena itu, Kristus untuk menyatakan betapa Dia sangat mencintai murid-muridNya, maka Dia melayani murid-muridNya dengan membasuh kaki mereka, memberi suatu teladan.
Di dunia ini ada seberapa orang yang memilki jiwa seperti Kristus! Melayani sampai akhir hidup.  dunia ini memang banyak orang yang melayani Tuhan, tetapi ketika orang mulai tua maka dalam hati mungkin berkata: sudah sekian tahun saya melayani, sekarang saya sudah tua, maka cukuplah sudah, biarlah orang lain yang melayani saya. Mari kita renungkan, sekalipun Tuhan Yesus mengetahui Dia akan disalibkan, tetapi itu tidak menjadi pokok pemikirianNya. Yang menjadi pokok pemikiranNya: bagaimana menyatakan kasih kepada murid-muridNya dan menjadi teladan bagi pelayanan murid-muridNya. Dalam saat-saat terakhir Yesus tetap mementingkan pelayanan dan masa depan pelayanan murid-muridNya. Yesus memberi banyak pesan dan pengajaran terakhir, itu bisa kita pelajari dari bagian kitab ini selanjutnya.
Jadi rahasia seorang pelayan yang rendah hati adalah kasih. Tanpa kasih tidak akan ada kerendahan hati. Kasih yang mendorong Tuhan Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Kasih itu yang menjadikan Yesus rendah hati.
Tindakan Yesus membasuh kaki muridNya (murid duduk, yesus jongkok), selain karena kasih, Ia juga sedang menyatakan kepada murid-muridNya tentang makna mengikuti Dia, yaitu melayani bukan dilayani (Mat 20:28) <dengan kerendahan hati>. Rendah hati berarti tidak merebut kedudukan dan mencari perhatian. Bahkan orang yang rendah hati rela melepaskan jabatan dan haknya. Maksudnya dia sendiri yang melepaskannya, bukan dirampas orang atau diatur orang. (inilah yang disebut kerendahan hati tanpa mengabaikan struktural..., bahas di bawah). Apa pun yang kita lakukan, hanyalah bagi Tuhan. Jangan ada diantara kita yang pernah berpikir pelayanan tidak diperhatikan oleh pdt, terus merasa kecewa dan berhenti pelayanan. Kalau demikian, maka motivasi pelayanan kita tidak benar dan tidak akan diberkati Tuhan.
Reflexi: pandang teman di samping, apakah anda mengasihinya? Ketika anda mengasihi seseorang, secara spontan akan melakukan segala usaha demi kebaikkan dia. Misal. Ortu. Adakalanya saya berpikir adakah saya mengasihi si indara, rupanya memang saya mengasihinya, he.. dengan mengasihi, kita mampu bersikap rendah hati, memandang orang lain sebagai oknum yang layak dikasihi, dihormati dan dihargai.
           




Sikap petrus (6-10): sikap yang memperhatikan struktural
            Saya yakin saat murid-murid melihat tindakan Yesus membasuh kaki mereka,  tidak ada satupun diantara mereka yang berani berkata apa-apa, karena segan dan kaget. Tetapi sampai kepada petrus, secara spontan dia bertanya: Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku? Apa maksud pertanyaan petrus:
a) dia mengerti posisinya sebagai apa, malu dan segan; Walaupun di luar sana dia mengajar dan memberitakan Injil, tetapi di hadapan Yesus (pemimpin), dia tidak meninggikan diri atas apa yang dia lakukan di luar sana. (mujizat, menyembuhkan orang sakit dll).
b) kasih hati minta januing (ay. 9)
Awalnya Petrus merasa malu dan segan atas tindakan Yesus, tetapi kemudian rasa segannya lenyap, dia minta supaya Tuhan membasuh tangan dan kepalanya. Mari kita renungkan betapa seringnya kita, ketika bertemu dengan seseorang, awalnya segan tetapi kemudian sesudah akrab maka sopan santun dan rasa segan itu lenyap. Dalam konteks di gereja, ingat betapapun baiknya hamba Tuhan, jangan kita kehilangan adat, bertindak tanpa mempertimbangkan sikap dan nilai kerohanian. Kita harus berprinsip bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang harus dewasa, baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan. Dengan demikian maka usaha kita dalam persekutuan, mendengar Firman Tuhan tidak menjadi sia-sia, kita akan bertumbuh menjadi gereja/orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa.
                                                                                                                                               
Hak dan kewajiban perlu dipertimbangkan. Jangan kita mendahulukan hak orang lain dan melalaikan kewajiban yang seharus dilakukan. (kembali kepada prinsip apa dan siapa saya, jemaat, pengurus, majelis, hamba Tuhan=hak dan kewajiban berbeda). Maka setiap kita harus melakukan kewajiban dan menuntut hak sesuai dengan posisi kita, Inilah struktur.

Sekalipun Yesus adalah seorang pemimpin sekaligus pelayan yang rendah hati, tetapi Petrus memperhatikan struktural, masa guru membasuh kakinya? Ingat dalam hal ini Yesus yang berinisiatip bukan tuntutan Petrus. Betapa sering di gereja, baik majelis, pengurus maupun jemaat terlalu sombong akhirnya mereka yang mengatur dan menuntut hamba Tuhan harus begini/begitu. Ingat rendah hati bukan berarti melalaikan struktural.
Kerendahan hati menyangkut struktural: pemimpin dan dipimpin; tua dan muda.
            Memang Tuhan ingin kita semua menjadi pemimpin. Pemimpin yang memimpin dalam ruang lingkup yang selayaknya. Pemimpin seluruh majelis, pengurus bahkan jemaat adalah pdt dan gr. Injil. Lalu majelis dan pengurus jg ada ruang dan batas kepemimpinan mereka tersendiri. Tidak ada yang layak berkata dalam hatinya saya lebih hebat daripada pdt/ gr. Injil. Jemaat jg tidak layak berkata lebih hebat dari pada majelis dan pengurusnya. Karena kita dipanggril Tuhan melayani bukan berdasarkan kemampuan dan bakat, melainkan berdasarkan anugerah dan kehendak Tuhan yang memberkati. jadi antara pemimpin yang satu dengan yang lain hendaklah saling melayani dan menghormati. Itulah namanya struktural. Tunduk antara pemimpin yang satu terhadap pemimpin yang lain secara struktural. Dan dari situlah nampak kerendahan hati seorang pemimpin atau pelayan.
Banyak orang selalu menyalahgunakan kerendahan hati dan kemurahan hati para hamba Tuhan. Mereka jadinya bertindak semau gue, tanpa ada rasa segan dan hormat. Malah semakin meniggikan dirinya seolah-olah dialah yang mengatur dan memimpin hamba Tuhan. Hati2! Sikap seperti itu terhadap hamba Tuhan, kelak perlu bertangungjawab kepada Tuhan. Siapakah kita, shingga meremehkan hamba Tuhan dan merasa jauh lebih hebat? Sekali lagi kutekankan, Tuhan tidak pernah mengandalkan bakat dan talenta manusia untuk pekerjaanNya. Contoh bangsa Isarael, sekalipun mereka kuat, tetapi kemenangan mereka dalam berperang bukan karena mereka hebat, melainkan Tuhan yang mneyertai mereka. Ketika mereka mulai sombong dan tidak taat kepada Tuhan, segera menghadapi kegagalan.( salah satu, yosua ). 
Oleh karena itu, hari ini kita yang melayani, seharusnya melayani dengan tulus dan setia di dalam jalur masing2. apa yang menjadi tanggupjawab kita di dalam komisi, itulah yang kita maksimalkan. Jangan pelayanan sendiri tidak beres masih mau mempersoalkan pelayanan orang lain. Persoalannya apakah pelayanan anda sudah maksimal?!


Sistem keluarga:hubungan yang akrab juga butuh struktural
            Saya sangat kagum dengan hubungan yang sudah terbentuk diantara kita, Mu en: yaitu hubungan kekeluargaan. Inilah yang Tuhan inginkan sebagaimana kita lihat hubungan yang terbentuk di jemaat mula-mula. Tetapi satu yang sangat disayangkan, yaitu kita kurang keteraturan dan kurang mengerti kalau ditengah keluarga juga ada norma-norma yang harus di pertimbangkan (sopan santun dan tata krama yang  muda terhadap yang lebih tua). Coba kita bayangkan, jikalau selama ini hubungan kekeluargaan sudah terbentuk, bila ditambah dengan keteraturan dan norma keluarga maka persekutuan diantara kita akan semakin indah. Kita akan menjalin hubungan yang akrab tanpa mengabaikan rasa saling hormat dan menghargai, serta norma tata krama. Dan sebenarnya inilah yang Tuhan inginkan, kalau kita menjadi sekeluarga yang memiliki keteraturan dalam kasih dan hubungan yang saling melayani. Dengan demikian kita bukan hanya bisa menikmati indahnya hidup bergereja, bahkan keharmonisan kita akan menjadi saksi yang hidup bagi dunia.
Pertanyaan Yesus yang membuka mata kita mengenal apa dan siapa saya (ay.12-16)
            Jika sekarang bertanya, teladan Tuhan Yesus ditujukan kepada siapa? Baik jika dikatakan tertuju kepada hamba Tuhan, itu memang benar. Tetapi pertanyaan apakah hanya hamba Tuhan yang perlu meneladani Tuhan Yesus? Mari kita perhatikan F.T. apa yang dikatakan Yesus (ay.13-15)...; contoh di sutomo: ada kalanya ct menjadi IRT, memasak lalu panggil hardi makan. Saya yakin jika hardi mengingat firman Tuhan hari ini, maka dia tidak akan pernah menjadi sombong dan kehilangan adat; malah sebaliknya ia akan semakin segan, hormat dan mengasihi ct, selain itu ia akan mulai berpikir apa yang harus saya perbuat, agar bisa menjadi seperti ct yang rendah hati dan murah hati.(ay15). Oleh karena itu anda ingin memiliki kasih, rendahkanlah hatimu. Atau Anda ingin rendah hati, milikilah kasih itu!
            Di ayat 16 Yesus kembali menegaskan akan adanya perbedaan struktural. (baca...).
Artinya kita harus mengenal mengingatkan diri, eh saya, di gereja kamu hanyalah pengurus jangan melebihi ctnya, sok hebat dan mengatur.
Reflexi: Mengertikah kita apa maksud firman Tuhan malam ini?
a)      jikalau pendeta/ gr. Injil injil sudah rendah hati maka sebagai majelis, pengurus dan jemaat harus lebih rendah hati. Jgn pernah menuntut orang rendah hati kalau sendiri tidak rendah hati. Orang yg rendah hati tidak akan berkata orang lain tidak rendah hati.
b)      Jikalau majelis dan pengurus sudah rendah hati maka jemaat harus lebih rendah hati.
c)      Setiap kita adalah pemimpin, yaitu pemimpin dalam ruang lingkup yang selayaknya.
d)     Kerendahan hati dan hubungan yang akrab diantara sesama tidak mengabaikan moral dan tata krama yang selayaknya, sebaliknya lebih.
e)      Tuhan ingin kita dengan tulus setia melayani apa yang menjadi tangung jawab kita.
f)       Tuhan tidak ingin kita mengandalkan kemampuan diri dan menyombongkan diri. Pernah anda berdoa, Tuhan ijinkanlah hambaMu melayaniMu? Atau berkata Tuhan tanpaku, maka kegiatan gereja ini akan macet. Ingat sejarah Israel...! Tuhan tidak pernah membutuhkanmu dalam pekerjaanNya, tetapi Tuhan ingin memakai engkau sebagai alatNya.
g)      Kasih Tuhan adalah sumber kerendahan hati manusia.
 Firman Tuhan lanjut (ay. 17): jika kita sudah paham maksud Firman Tuhan, maka kita akan menjadi orang yang berbahagia jika melakukannya. Kita hanya akan dapat melakukan firman Tuhan malam ini apabila kita sungguh menyerahkan hati kita untuk di pimpin oleh Roh Kudus. Jikalau kita dipimpin Roh kudus maka ciri-cirinya: Gal. 5:22-23...;  Jadi malam ini jika anda ingin menjadi seorang pelayan yang rendah hati, lepaskanlah ego dan kesombongan, dan terima Roh kudus yang akan menghasilkan buah-buah roh dalam jiwamu.
Terakhir Yesus mengatakan barang siapa menerima orang yang kuutus, ia menerima Aku, dan barang siapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku (ay.20). Karena itu janganlah kita meremehkan orang yang diutus Tuhan, karena kita bukan meremehkan orangnya melainkan  meremehkan Tuhan yang mengutusnya.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa merenungkan apakah kita sudah menjadi pelayan yang rendah hati. Kita boleh menyelidikinya diri kita lewat gal. 5:22-23. karena jikalau jiwa kita memiliki buah-buah Roh itu, maka akan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, baik sikap, perkataan dan perbuatan. Jikalau kita memiliki buah-buah roh, maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menjadi sombong dan sumber konflik  ditengah-tengah gereja kita, saling rendah hati seorang terhadap yang lain, sopan satu terhadap yang lain. Maka akan tercipta gereja yang diberkati dan dipakai Tuhan dengan luar biasa. (CGI HENRY / GMI WESLEY PEKANBARU)


Kehidupan Pelayanan



Kehidupan Pelayanan
Sesudah kita memahami fungsi Gereja, maka kita harus merealisasikan fungsi-fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah pula yang saya maksudkan bahwa kita harus menghargai kesempatan melayani Tuhan, yaitu menghidupkan fungsi gereja, menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang aktif. Sehubungan dengan itu pula, hari ini kita akan membahas tentang kehidupan pelayanan. 
Apa itu kehidupan Pelayanan?
1.Kehidupan yang penuh dengan kasih dan pengorbanan
Dimana ada kasih, disitu ada pengorbanan; tanpa pengorbanan bagaimanakah kita membuktikan kasih itu? Karena itu, jikalau ada orang mengatakan dirinya memiliki kasih Kristus, tetapi tidak rela berkorban, maka dia telah menipu diri dan orang lain (lih. 1 Yoh. 3:16) Adakalnya kita menganggap bahwa kita sangat mengasihi Tuhan. Namun apakah kita sungguh mengasihi Tuhan? Kasih dan pengorbanan kita kepada orang lain itulah yang menjadi pengukur seberapa dalam kita mengasihi Tuhan (lih. 1 Yoh. 4:20-21) Marilah kita belajar saling mengasihi dan memberi pengorbanan untuk sesama keluarga dan orang lain, sebab kehidupan pelayanan adalah kehidupan yang penuh dengan kasih dan pengorbanan. Dan kita memang diselamatkan untuk masuk dalam kehidupan pelayanan, rela berkorban dan mengasihi sesama.
2. Kehidupan yang terus menceritakan Kristus
Setelah Paulus bertobat, dia tidak lagi mementingkan kemuliaan yang fana dan kosong, dia menganggap Yesus lebih berharga daripada segala sesuatu yang ada di dunia ini (lih. Fil. 3:7-9) Setelah mengalami pertemuan denganYesus, Sang Mesias, Juru Selamat umat manusia, secara pribadi, maka Paulus bertekad memberitakan Kristus seumur hidupnya. Paulus tidak memberitakan dirinya sendiri, melainkan Kristus, bahkan demi Kristus dia rela menjadi hamba semua orang (2 Kor. 4:6) Paulus menyadari bahwa memberitakan Kristus adalah tugas yang diserahkan oleh Tuhan kepada setiap orang yang diselamatkan. Dia bahkan mengatakan celakah dia jikalau tidak memberitakan Injil (Rom. 10:17) demikian juga kita, marilah kita juga memikul tugas pemberitaan Kristus ini dalam kehidupan kita. Ketahuilah bahwa jejak orang yang memberitakan Injil itu indah tidak terbandingkan (Rom. 10:15)
3.Kehidupan yang menyangkal diri
Yesus yang adalah Tuhan, telah menyangkal diri, menginkarnasi hidup sebagai manusia, bahkan mati bagi umat manusia di kayu salib (lih. Fil.2:6-8) ini adalah satu teladan penyangkalan diri yang diberikan oleh Yesus, dan sudah tentu Dia berharap kita meneladinya. Karena itu, Dia mengajarkan kepada murid-Nya bahwa: “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24) Bagi orang Kristen yang senantiasa mengalami siksaan dan penganiayaan, maka ajaran Yesus ini mengandung makna rela mati bagi Kristus. Namun bagaimana dengan kita yang hidup jauh dari penganiayaan?  Apa makna menyangkal diri bagi kita? Sikap mengalah, melayani secara sukarela di gereja, melestarikan lingkungan alam: kurangi buka AC, kurangi merokok, kurangi makan daging, dll) semuanya itu adalah penyangkalan diri yang bisa kita lakukan.
Penutup: Kiranya dengan memahami kehidupan pelayanan, kita bisa lebih efektif hidup sebagai orang Kristen yang tidak henti-hentinya mewarnai dan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. 
(cgi hernry / gmi wesley pekanbaru )

Jemaat Teladan


Jemaat Teladan (1 Tim. 4:12-16)

Setiap orang Kristen wajib membawa dampak atau menjadi teladan bagi sesama, baik di dalam gereja, keluarga, masyarakat maupun lingkungan kerja. Teladan itu akan muncul bila kita memiliki sikap moral dan rohani yang baik. Teladan seperti inilah yang diharapkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius sebagaimana bisa kita lihat dari suratnya.

Menjadi Teladan (12)
Dalam menggembalakan jemaat Efesus, barangkali Timotius menghadapi berbagai permasalahan yang rumit, sehingga membuat dirinya yang masih mudah merasa tidak sanggup untuk melanjutkan pelayanannya. Namun Paulus tidak sependapat dengan dia. Bagi Paulus, faktor usia bukanlah masalah terpenting dalam mengemban tugas penggembalaan. Yang terpenting adalah seorang pemimpin rohani harus menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan dalam kesucian. Hal-hal inilah yang menjadi penentu seseorang dihormati atau diremehkan.

Membuang dosa
Untuk menjadi teladan bagi orang lain sudah tentu kita harus terlebih dahulu membuang segala dosa dan kebiasaan buruk kita. Sekalipun hal ini sulit, namun atas dasar kemauan diri dan kesudian untuk bersandar pada pertolongan Rohkudus, maka tidak ada yang mustahil. Rohkudus pasti memimpin kita untuk hidup di dalam kehendak Tuhan, bahkan menghasilkan buah-buah pertobatan, yakni buah-buah Rohkudus (Gal. 5:22-23), sehingga kita bisa menjadi teladan bagi orang lain.

Melakukan Firman Tuhan (13, 16)
Selain mendorong Timotius untuk senantiasa membaca Firman Tuhan, mengajar dan membagun iman jemaat (ay.13), Rasul Paulus juga mengingatkan Timotius agar jangan hanya menjadi pengajar atau pemberita Injil, tetapi juga harus menjadi pelaku Firman (ay.16). Sebab tanpa melakukan Firman Tuhan, maka baik pemberita Firman maupun pendengar Firman, tidak mendapat mamfaat dari Firman itu sendiri.

Menghargai Karunia (14)
Paulus mengingatkan Timotius bahwa tugas penggembalaannya merupakan suatu karunia atau panggilan hidup. Jadi apapun yang terjadi, dia harus tetap berpegang pada panggilan ataupun karunia yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Demikian juga kita hendaklah bersyukur atas karunia yang sudah diberikan Tuhan. Marilah kita melakukan yang terbaik sesuai karunia yang diberikan Tuhan, baik dalam keluarga, pekerjaan, terlebih dalam pelayanan.

Menjadi Kristen dewasa (15)
Paulus menasehati Timotius supaya memperlihatkan kemajuannya/ kedewasaannya dihadapan semua orang. Ini sudah tentu berhubungan sikap moral dan kerohanian, yakni dalam hal bahasa perkataan, tingkahlaku, kasih, kesetiaan, kesucian, ketekunan di dalam membaca dan melakukan Firman Tuhan, dll.   

Sebenarnya kita mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi teladan bagi sesama. Persolannya hanya terletak pada apakah kita bersedia dengan pertolongan Rohkudus membuat diri menjadi teladan. Apakah kita bersedia untuk terus bertumbuh dewasa, berkenan di hadapan Bapa dan menjadi teladan di hadapan manusia? Selidikilah sikap moral dan kerohanian kita! Amin.



Janji Tuhan


Janji Tuhan
Pendahuluan
Dalam Alkitab berisi banyak janji-janji Tuhan. Kenyataannya, sejarah iman kita dimulai dari janji Tuhan. Jiakalau Tuhan tidak berjanji kepada moyang kita, maka mungkin tidak ada sejarah penyelamatan oleh Yesus Kristus, ini berarti tidak mungkin ada yang namanya Kristen. Karena itu, kita akan membahas beberapa janji Tuhan dalam Alkitab, dengan tujuan agar iman kita boleh diteguhkan, memiliki pengharapan dan kekuatan untuk menghadapi kehidupan ini, serta setia mengikuti dan melayani Tuhan.

1.Janji Keselamatan
Bagi seorang Atheis, janji keselamatan adalah sebuah lelucon, tetapi bagi kita orang Kristen janji ini begitu nyata. Janji ini adalah anugerah Tuhan, dan kita memiliki tanggungjawab untuk memberitahukan janji ini kepada orang lain. Janji ini dimulai ketika manusia jatuh ke dalam dosa (kej.3), sedangkan upah dosa adalah maut (Rom.6:23a). Bapa surgawi yang menciptakan kita sesuai kasih-Nya, sudah tentu tidak menghendaki manusia itu binasa selama-lamanya. Sebab itu, Dia berjanji akan menyelamatkan umat manusia lewat keturunan Hawa (Kej.3:15) Inilah rahasia dari berakhirnya sejarah dunia ini, yakni Kristus menjadi Tuhan Pemenang, Penebus dan Penyelamat umat manusia yang telah berdosa.
2.Realisasi Janji
Injil Matius pasal 1 memperlihatkan bahwa Tuhan merelalisasikan janji-Nya lewat keturunan Abraham. Abraham adalah awal dari realisasi janji dan Yesus Kristus adalah akhir dan kesempurnaan dari penggenapan janji Tuhan.

3.Penerima Janji dan Syaratnya
Alam semesta dan segala isinya diciptakan oleh Sang Pencipta yang sama, yakni Tuhan kita (Kej.1). Sebab itu, penerima janji sudah tentu menjadi hak semua orang. Namun untuk menerima janji tersebut dibutuhkan iman (Yoh. 3:16; Ibr. 11:6), yakni iman yang mengaku Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat (Rom.10:9). Dengan demikian bisalah kita pahami bahwa kita diselamatkan oleh anugerah Tuhan, juga oleh iman sebagaimana diajarkan oleh Rasul Paulus (Ef.2:8a)

4.Janji Pengampunan
Walaupun orang Kristen sudah diselamatkan, namun kita masih mungkin jatuh kedalam dosa. Tuhan berjanji asal kita mengakui dosa-dosa kita dihadapan-Nya, maka dia akan mengampuni dosa-dosa kita (1Yoh.1:9) seberapa besar pun dosa manusia, asal mau datang kepada Tuhan dan bertobat, maka Tuhan pasti mengampuni mereka dan memberi keselamatan (lih. Yeh.33:10-11), sebab kehendak Tuhan adalah supaya semua orang diselamatkan (2 Pet. 3:9)

5.Janji Damai dan Penyertaan
Sebelum Yesus ditangkap dan dibunuh, Dia menghibur murid-murid bahwa Dia akan mengutus seorang penghibur yang lain untuk menyertai mereka (Yoh.14:16-17) perlu diketahui bahwa Yesus tidak berniat agar murid-Nya meninggalkan dunia bersama Dia (Yoh. 17:15), melainkan ingin mereka tetap berada di dunia untuk memberitakan Injil. Pekabaran Injil adalah suatu peperangan rohani (Ef.6:11-13), kita harus memperlengkapi diri dengan iman, doa, kebenaran Firman dan kasih (Ef.6:14-18) Memang selama di dunia, kita akan menghadapi berbagai penderitaan (1Pet. 5:8-9), tetapi Yesus sudah menang (Yoh.16:33b) dan penyertaan-Nya akan memberikan kita damai sejahtera yang tidak diberikan oleh dunia (Yoh.14:27)  karena itu, saudara-saudari bangkitlah untuk terus berjalan bersama Tuhan, Dia akan menyertai kita sampai kepada akhir jaman (Mat. 28:19-20)

6.Janji Kedatangan
Banyak orang Kristen menantikan kedatangan Yesus dalam segala abad dan segala zaman. Namun sampai saat ini Yesus belum juga datang. Mengapa bisa demikian? Kita percaya bahwa Dia yang berjanji akan datang kembali untuk menjemput umat-Nya ke sorga (Yoh. 14:1-3), maka janji itu pasti tergenapi. Hanya saja, Dia tidak segera datang, karena menghendaki semua orang bertobat dan diselamatkan (2 Pet. 3:8-9).

Kesimpulan
Itulah beberapa janji yang bisa kita bahas. Jikalau hendak mengetahui kekayaan janji-janji Tuhan, maka perlulah kita lebih giat lagi membaca Alkitab. Kiranya janji-janji di atas tersebut sekali lagi menguatkan iman kita, sehingga kita termotivasi untuk terus dan tetap setia mengikuti dan melayani Tuhan. Amin! (CGI Henry/ GMI Wesley Pekanbaru)

Apa Itu Gereja ? (2)


Apa itu Gereja (2)
Pendahuluan
Tiga minggu yang lalu kita sudah membahas “Apa itu Gereja?” dan “Siapakah Gereja itu?”. Makna gereja yang sesungguhnya bukan gedungnya melainkan orangnya. Salah satu identitas gereja yang kita bahas 3 minggu yang lalu adalah gereja sebagai “umat Tuhan”. Ada banyak  lagi perumpamaan dalam Alkitab yang bisa membantu kita memahami identitas kita. Misalnya: gereja adalah mempelai Kristus (Ef. 5:32), ranting pohon anggur (Yoh. 15:5), pohon zaitun (Rom. 4:35), tanah yang ditanam (1 Kor. 3:6-9), rumah (1 Kor. 3:9), tuaian (Mat. 13:1-30; Yoh. 4:35), bait Allah (1 Pet. 2:4-8), rumah Tuhan (Ibr. 3:6), tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim. 3:15), tubuh Kristus (1 Kor. 12:12-27; Ef.1:22-23, 4:15-16; Kol. 2:19), bait Rohkudus (1 Kor. 3:16-17, 6:19), dll. Diantara semua  perumpamaan ini, perumpamaan gereja sebagai “tubuh Kristus” dan “rumah Tuhan” akan menjadi fokus pembahasan  kita. Apa makna kedua perumpaan ini dalam kehidupan bergereja?

Gereja sebagai tubuh Kristus (1 Kor. 12:12-27)
Gereja sebagai tubuh Kristus memiliki tiga ciri khas:
1.        Tidak membedakan suku dan kedudukan. Ini bukan berarti sebuah gereja lokal harus dibangun atau terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, melainkan kita harus memandang berbagai gereja lokal dan berbagai gereja suku sebagai satu kesatuan dari anggota tubuh Kristus. Sudah tentu kalu kita menghendaki dalam satu gereja lokal yang di dalamnya bersifat plural atau terdiri dari banyak suku bangsa yang berbeda, itu tidak salah, namun bukan mutlak. Menurut saya, adalah lebih baik jikalau kita membangun gereja berdasarkan suku, misalnya Gereja Tiong hua, Gereja Batak, dll. Mengapa? Pertama, karena dengan membangun gereja berdasarkan suku, maka kita bisa menghindari konflik budaya, ideology, dan cara hidup dari setiap etnik yang berbeda. Kedua, dalam hal pengabaran Injil, melakukan pengabaran Injil terhadap suku sendiri juga akan lebih efektif dibandingkan dengan melakukan penginjilan kepada suku yang berbeda.
2.         Saling membutuhkan. Sebagai anggota tubuh, setiap kita adalah penting, kita saling membutuhkan, saling menopang, saling menaati bahkan bersatu. Adalah sangat tidak sehat jikalau ada diantara anggota tubuh yang menyombongkan diri atau rendah diri, sebab setiap kita adalah penting dan berguna sesuai dengan kemampuan dan fungsi kita masing-masing. Karena itu, hendaklah kita percaya diri, menghormati dan menghargai diri sendiri dan orang lain; dengan demikian orang lain juga akan menghormati dan menghargai kita.
3.        Bisa sakit. Sebagai anggota tubuh, adakalanya kita bisa sakit. Virus yang menyebabkan kita sakit diantaranya: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, egois, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pestapora, kesombongan, fitnah, tamak, tipu muslihat, dll (Gal. 5:19-21; 1Tim. 6:4,9; Rom 1:29). Selain itu, virus gereja termasuk: memberontak dan banyak kritik, menganggap diri sendiri benar, tidak mau mengampuni, kompromi dengan dosa, percaya gosip, pengurus yang tidak bertanggungjawab, perebutan kekuasaan, kehilangan jiwa memberitakan Injil, dll (Neil Anderson), penyalahgunaan harta benda dan keterikatan seksual, dll (Peter Steinke).
4.        Membutuhkan antibody. Sama seperti tubuh kita, bila sakit, butuh antibody , gereja sebagai anggota tubuh Kristus, jika sakit juga butuh antibody. Kita harus menyelidiki apakah ada virus tertentu dalam diri kita sebagaimana yang disebutkan diatas, maka kita harus melawannya dengan antibody. Ada 2 antibody yang bisa kita pakai untuk melawan virus-virus tersebut, yaitu: pertama, mengaku dosa dan bertobat (Dan. 9:4-19; Neh. 1:4-11, dsb.) kedua,  kasih (1Kor. 13:4-7).
Gereja sebagai anggota keluarga Tuhan (Ef. 2:19)

Sebagaimana sebuah keluarga mebutuhkan kasih dan keterbukaan, Gereja sebagai anggota keluarga Tuhan juga demikian. Selain itu, kita melihat bahwa biasanya di dalam sebuah keluarga itu ada persekutuan, pengorbanan, perhatian, pengertian, menghormati, menghargai, komunikasi, interaksi, kesopanan, hak dan kewajiban, senang dan susah, dll. Saya yakin semuanya itu ada di dalam gereja kita, maka saya berani berkata bahwa: “Kita adalah satu keluarga di dalam Tuhan”. Kekeluargaan anggota jemaat kita tampak dari sikap kita yang bersedia saling menolong dan menopang anatara satu dengan yang lain. Kekeluargaan kita juga tampak dari sikap kita yang suka bersekutu bersama, misalnya pada saat imlek maupun malam cap go me, boleh dikatakan hampir semua jemaat kita saling berkumpul, berkunjung dan bersatu.

Bersekutu bersama, makan dan minum bersama adalah sesuatu yang indah. Namun kita juga menyadari bahwa persoalan makan dan minum itu menyangkut kekuatan ekonomi. Bagi jemaat yang kurang mampu secara ekonomi, maka persolan makan dan minum akan menjadi beban. Bahkan mungkin ada jemaat tertentu karena hambatan ekonomi, sehingga merasa minder dan menjauhi persekutuan. Ini adalah sikap yang keliru. Sebagai anggota keluarga Tuhan, tujuan persekutuan kita adalah: membagi dan menyaksikan kasih Tuhan. Bagi yang mampu menjamu makan, seharusnya yang menjadi dasar dan motivasinya adalah kasih; bagi yang tidak mampu, seharusnya mengikuti persekutuan dan jamuan makan  dengan hati yang bersyukur. Adalah salah jikalau jemaat menjamu dengan motivasi tidak mau kalah atau sekedar mau menonjolkan diri. Adalah salah juga jikalau ada jemaat yang tidak mampu menjamu, lalu  merasa minder dan meninggalkan persekutuan. Hendaklah yang mampu tidak menjadi sombong dan yang tidak mampu tidak menjadi rendah diri, karena kedua sikap tersebut tidak berkenan di hati Tuhan. Tuhan mengasihi kita tanpa membedakan kaya atau miskin. Dalam persekutuan yang diperlukan adalah jujur kepada diri sendiri dan jujur kepada orang lain: kita tidak perlu memikul batu yang lebih besar daripada kemampuan kita yang sesungguhnya.

Sebagaimana sebuah keluarga mempunyai kepala keluarga. Tuhan Yesus adalah kepala keluarga kita yang tidak kelihatan, dan di dalam gereja, kita mempunyai kepala keluarga yang kelihatan, yaitu hamba Tuhan dan para majelis. Sebagai kepala keluarga, kami ingin membangun kepercayaan. Seiring dengan itu, kami senantiasa terbuka untuk mendengar persolan dan menemani anggota jemaat dalam menghadapi pergumulan hidup semaksimal mungkin. Perlu diketahui bahwa walaupun kami, kepala keluarga yang kelihatan ini adalah manusia biasa, namun dibalik kami ada kepala keluarga yang tidak kelihatan, yakni Yesus sendiri. Boleh dikatakan bahwa sesungguhnya yang memimpin gereja kita, yang menjadi kepala keluarga gereja bukanlah manusia, melainkan Tuhan sendiri.

Kesimpulan

Sebagai anggota tubuh Kristus, kita tidak membedakan suku dan kedudukan, setiap kita adalah penting, kita saling membutukan dan saling bergantung. Sebagai anggota tubuh, adakalanya kita bisa sakit, dan apabila kita sakit, kita harus  mengetahui virus apa yang menyebabkan kita sakit, dengan demikian baru bisa dipulihkan sampai keakar-akarnya. Orang sakit butuh antibody untuk melawan virus, demikianlah kita juga membutuhkan antibody untuk melawan virus pembawa penyakit di dalam tubuh Kristus, diantaranya adalah pengakuan dosa (bertobat) dan kasih. Sebagai keluarga Tuhan, selain harus saling mengasihi, menghormati, menghargai dan saling terbuka…, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah susah senang tanggung bersama. Tuhan memberkati!!!  ( cgi henry / gmi wesley pekanbaru )

Apa Itu Gereja ? (1)


Apa itu gereja?
(Kel. 6:7; Ul. 4:20; 1 Pet. 2:9)
Pendahuluan
Pertanyaan mengenai apa itu gereja, umumnya yang timbul dalam pikiran kita adalah gedungnya maupun denominasi. Ketika kita menganggap bahwa gereja itu adalah gedungnya, maka kenyataannya kita memandang gereja sebagai sebuah bangunan. Ketika kita berpikir gereja itu adalah denominasi tertentu, maka sesungguhnya kita menganggap gereja hanyalah sebuah organsasi. Kita tidak bisa memungkiri bahwa disekeliling kita ada begitu banyak bangunan gereja, bahkan terdiri dari berbagai denominsai: Gereja Methodist,  Gereja Anglikan, Gereja Presbyterian, Gereja Lutheran, Gereja Pentakosta, Gereja Independent, Gereja Liberal, dll. Namun apakah itu semua yang dimaksud dengan gereja? Jiakalu gereja itu bukanlah gedung ataupun denominasi, lalu apa yang dimaksud dengan gereja?

Apa itu gereja?
Dalam bahasa Yunani, gedung atau tempat perhimpunan keagamaan disebut Sinagoge. Sedangkan gereja disebut dengan ekklesia. Kata ini berasal dari dua suku kata, yaitu ek (keluar) dan kaleo (memanggil), makna dari ekklesia adalah memanggil keluar. Ini berarti bahwa gereja adalah perorangan maupun sekelompok orang yang dipanggil keluar. Menurut Rasul Petrus, kita dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, kita yang dahulu bukan umat Tuhan, sekarang terpanggil menjadi umat Tuhan. (1 Pet. 2:9-10).

Umumnya pengertian gereja dalam Perjanjian Baru selalu mengaju kepada ekklesia, yaitu menunjuk kepada orangnya. Sesuai dengan lokasi dan luasnya, ekklesia boleh dibagi menjadi dua, yaitu ekklesia local dan ekklesia universal. Ekklesia jenis pertama bisa seperti persekutuan yang diadakan di rumah-rumah (1 kor. 16:19; Rom. 16:5; Kol. 4:15), gereja sekabupaten, sepropinsi, bahkan gereja dalam suatu Negara.  Sedangkan yang dimaksud dengan ekklesia universal itu mencakup semua  orang di dunia yang sudah diselamatkan oleh Kristus atau yang  telah menjadi satu anggota di dalam tubuh Kristus (Ef. 1:22-23).

Siapa Gereja?
Pertama-tama, identitas gereja adalah sebagai umat Tuhan. Kita adalah milik-Nya Tuhan. Bagaimana kita menjadi milik atau umatnya Tuhan? Israel menjadi umat Tuhan berawal dari janji Tuhan kepada Abraham (Kej. 12:1-3) atas dasar janji inilah, kemudian Tuhan mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir (Kel. 3:7-8). Dari sini kita bisa melihat bahwa, Tuhan memilih bangsa Israel menjadi umat-Nya bukan karena Israel lebih unggul daripada suku bangsa lainnya ditengah-tengah dunia ini, melainkan semata-mata karena Allah setia pada janji-Nya, yaitu janji-Nya kepada Abraham.

Untuk menjadi umat Tuhan, bangsa israel harus memenuhi persyaratan. Sebelum mereka masuk ke tanah perjanjian, Tuhan kembali membuat satu perjanjian di Gunung Horeb (Ul. 5:1-3), yang isinya adalah 10 Hukum Taurat: 
(1) Jangan ada padamu, Allah lain dihadapan-Ku. 
(2) Jangan membuat patung dan menyembahnya atau melayaninya. 
(3)jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. 
(4) Ingat dan kuduslah hari sabat. 
(5) Hormatilah Ayah dan Ibu. 
(6) Jangan membunuh. 
(7) Jangan Berzinah. 
(8) Jangan mencuri. 
(9) Jangan bersaksi dusta. 
(10) Jangan tamak. (Ul. 5:6-21) 
Kesepuluh Hukum Tuhan ini dapat disimpulkan menjadi dua hukum yang mendasar: mengasihi Tuhan (1-4) dan mengasihi manusia (5-10). 
Menaati sepuluh hukum inilah yang menjadi persyaratan bangsa Israel menjadi umat Tuhan.

Rasul Petrus dan Rasul Paulus telah menempatkan posisi orang yang percaya kepada Yesus sebagai umat Allah (1 Pet. 2:9; 2 Kor. 6:16). Bagi Paulus,bangsa Israel telah gagal menjalankan hidup sebagai umat Tuhan, karena itu Israel yang hurufiah bukan lagi Israel dalam arti sebagai umat Tuhan. Pembenaran oleh iman kepada penebusan Yesus Kristus itulah yang menjadi dasar seluruh umat manusia menjadi Israel secara rohani (baca Rom. 2:. 17 sampai pasal 3) Di dalam iman kepada Yesuslah, kita menjadi keturunan Abraham (baca Gal. 2: 15-21 sampai pasal 3) Dan di dalam Yesuslah janji Tuhan bahwa Abraham akan menjadi berkat bagi semua suku bangsa tergenapi. Karena itu, dasar kita diselamatkan adalah iman kepada Yesus, bukan menurut kewarganegaraan ataupun garis keturunan Yahudi. Baik orang Yahudi maupun suku bangsa lain, asal percaya kepada Yesus, maka akan dibenarkan dan menjadi umat Tuhan. Dan sebagai umat Tuhan kita dituntut untuk hidup mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Karena itu, Marilah kita bersandar kepada Rohkudus, agar dimampukan untuk bisa melakukan Hukum Taurat: hidup mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Ingat: Yesus datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Sehubungan dengan itu, adalah baik jika kita menyadari diri kita sebagai umat Tuhan. Namun jikalau kita tidak mengasihi Tuhan dan manusia, maka identitas itu menjadi identitas yang palsu, sama seperti orang Israel yang tidak percaya kepada Yesus dan menjadi Israel yang palsu. (cgi henry / gmi wesley pekanbaru)