Sunday, June 9, 2013

I Love You Anyway

Dalam Hidup ini ada banyak yang mengisi kehidupan kita. Ada Iman ada pengharapan & ada Kasih. Nah yang terbesar diantaranya adalah Kasih




Hari itu Jum’at pagi dan seorang manajer muda akhirnya memutuskan untuk minta kenaikan gaji pada pimpinannya. Sebelum berangkat kerja, diapun juga memberi tahu istrinya apa yang akan ia kerjakan. Sepanjang hari ia merasa gelisah serta kuatir. Akhirnya, sore harinya ia kumpulkan segala keberaniannya untuk menjumpai majikannya, dan betapa gembiranya dia, ternyata bosnya itu menyetujui permohonannya.


Suami yang berbesar hati itu tiba dirumah dan disambut dengan meja makan yang tersiap begitu indah dengan porselen terbaik dan lilin2 menyala. Mencium ada bau makanan untuk pesta, ia curiga, men-duga2, seseorang dari kantornya pasti telah menelpon istrinya dan membocorkan kabar gembira itu. Ia mencari istrinya di dapur, ia begitu bersemangat membagikan detail kabar baik itu. Mereka saling merangkul dan berdansa di sekeliling ruangan itu sebelum duduk menikmati masakan enak yang disediakan sang istri itu. Disebelah piringnya ia temukan secarik catatan artistik sekali, bunyinya:
“Selamat ya, sayangku, aku sudah tahu kau bakal mendapatkan kenaikan ini! Makan malam ini untuk menyatakan padamu betapa aku mencintaimu. “

Belakangan, selagi berjalan ke dapur hendak menolong istrinya menyajikan makanan kecil, ia melihat ada sehelai kartu kedua yang jatuh dari saku istrinya. Sambil mengambilnya dari lantai, ia membaca, “Jgn kuatir jika kau tak mendapat kenaikan gaji! Walau seharusnya kau layak menerimanya. Makan malam ini utk menyatakan padamu betapa aku
mencintaimu.Apapun yg terjadi…”

Menerima seluruhnya, mendukung sepenuhnya, mencintai seluruhnya secara total. Istrinya berdiri dibelakangnya walau apapun yg terjadi, melembutkan hantaman2, menyembuhkan luka2 & meyakini serta percaya padanya. Kita boleh saja ditolak oleh banyak orang asal kita dicintai oleh seseorang.


Thursday, May 30, 2013

Lebih Dari Yang Diharapkan



Bacaan:

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah ... - I Korintus 2:9



Salah satu kunci meraih kebahagiaan di dalam dunia ini adalah dengan memberikan lebih dari yang diharapkan. Untuk bisa melakukan hal ini, jelas kita harus bebas dari sifat egois dan kikir. Ini semakin mempertegas mengapa orang yang pelit tidak akan pernah merasa berbahagia di dalam hidupnya. Kita mulai dari Allah. Seandainya Dia hanya memberikan kepada kita anugerah keselamatan, saya rasa itu lebih daripada cukup. Namun tak hanya itu, berkat-berkat lain juga diberikan kepada kita. Bahkan, apa yang tidak pernah kita lihat, apa yang tidak pernah kita dengar, dan apa yang tidak pernah timbul dari hati kita, itu semua disediakan Allah bagi kita. Jelas Dia memberikan lebih dari yang kita butuhkan dan lebih dari yang kita harapkan.

Perusahaan yang sukses biasanya selalu memberi “nilai tambah” kepada klien atau konsumennya. Yang jelas, mereka tidak hanya memberi seperti yang diharapkan, tapi memberi lebih dari itu. Pekerja yang sukses dalam karir juga selalu memberi kontribusi lebih dari yang diharapkan perusahaan. Pasangan yang sukses membangun rumah tangga juga pasangan yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian lebih dari yang diharapkan oleh pasangannya. Prinsip ini juga berlaku dalam pelayanan. Jika Anda adalah pemimpin rohani, atau sebut saja pendeta, sudahkah Anda memberikan yang terbaik kepada domba-domba Anda? Tidak hanya sekedar rumput untuk makanan rohani mereka, tapi benar-benar padang rumput yang hijau untuk mereka.

Michael Jordan, legendaris basket dunia, pernah ditanya kunci keberhasilannya, dan dia menjawab seperti ini, “Saya memiliki harapan yang lebih besari daripada harapan orang lain terhadap diri saya. Ketika pelatih meminta saya berlatih tiga kali seminggu, saya akan berlatih lima kali. Ketika pelatih berharap saya dapat mencetak 15 angka dalam setiap pertandingan, saya akan mencetak 36 angka! Itu sebabnya saya menjadi yang terbaik di dunia.” Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memberi lebih dari yang diharapkan?

Loyalitas/ Produktifitas











Bacaan: Titus 3:1-14

...untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.- Titus 3:14


Terkadang saya cukup sebal mendengar seseorang yang membanggakan diri dengan lamanya dia bekerja di sebuah perusahaan. Menunjukkan diri sebagai karyawan paling loyal di perusahaan itu. Jangan salah sangka, saya bukannya tidak menghargai arti sebuah kesetiaan. Kesetiaan yang dibuktikan dengan lamanya waktu bekerja memang penting. Tanpa hal ini perjalanan pun akan tersendat-sendat, bahkan bisa-bisa menjadi kacau dan yang pasti, ritme perusahaan menjadi kacau. Saya acungi jempol kepada mereka yang telah teruji secara waktu.
Namun ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar kata loyalitas saja, hasil kerja dan produktifitas! Apa gunanya kita membanggakan loyalitas kita yang berpuluh-puluh tahun tetapi sebenarnya tidak ada sesuatu yang dihasilkan sama sekali? Apa gunanya mendapat penghargaan sebagai karyawan paling loyal namun kita tidak pernah memberi dampak kepada perusahaan?
Tidak jarang kita bertemu dengan seseorang yang baru bekerja satu dua tahun dalam sebuah perusahaan. Namun, meski demikian prestasi kerjanya sangat membanggakan. Ia tak hanya menyelesaikan tugas dengan baik saja, tetapi ia juga mendukung kemajuan perusahaan. Laju perusahaan pun melaju cepat di tengah persaingan bisnis yang makin kompetitif. Langkah-langkah strategis yang ia ambil menentukan arah perusahaan yang makin efektif. Cara berpikirnya memberi warna tersendiri bagi perusahaannya. Menjadi kreatif dan inovatif sehingga kemajuan perusahaan pun terlihat dengan jelas!
Saya sangat yakin bahwa para owner akan berebut mendapatkan pekerja yang seperti ini, dibandingkan dengan pekerja yang memiliki stempel "loyalitas" saja. Jika Anda seorang yang sanggat bangga dengan stempel loyalitas yang Anda miliki, saya usulkan agar Anda juga bangga dengan stempel "kualitas kerja dan produktifitas". Orang dihargai bukan hanya dilihat dari sudut pandang loyalitas saja, tapi juga dari produktifitas kerjanya.
Orang dihargai bukan hanya dari loyalitas saja tapi juga produktifitas.

Mencari Spot/ Lokasi Mancing

Kegembiraan mancing bagi sebagian orang adalah banyaknya strike dan banyaknya ikan yang berhasil didaratkan. Untuk mendapatkan ini, pemancing yang memancing di alam liar atau wild fishing dituntut memiliki umpan, piranti dan fisik yang baik. Selain itu para pemancing harus memiliki kemampuan mencari spot ikan yang tepat.

Menurut buku Search and Rescue Survival Training yang diterbitkan USAF, ada 6 titik di sungai yang merupakan tempat favorit bagi ikan yaitu:
1. Di bawah semak yang menggantung yang menutupi permukaan air sungai.
2. Rerumputan yang lebat yang menutupi sungai.
3. Relung sungai yang membentuk arus balik.
4. Pertemuan arus sungai kecil.
5. Dibelakang bebatuan.
6. Pohon tumbang.

Sementara menurut beberapa pemancing jika kita ingin mancing ikan mujair yang besar, biasanya kita harus mencari sarangnya berupa lubang didasar danau/sungai. Teknik memancing mujair seperti ini dinamakan mancing lubang. Pemancing biasanya mengganggu sarang mujair consern dengan kebersihan sarangnya tersebut dengan butiran-butiran gabus.

Untuk mencari spot mancing yang tepat dilaut biasanya tergantung ikan target, teknik mancing, kondisi air serta umpan yang kita pakai.

Pemancing baronang biasanya memancing baronang pada spot yang ada karangnya dan banyak terdapat tritip, kerang serta lumut. Lokasi ideal biasanya didermaga, batrean pemecah ombak, bagang dll.

Bagi pemancing yang menargetkan ikan GT (Giant Trevally) dengan teknik popping atau casting biasanya mencari spot disekitar karang yang menyembul dipermukaan dan sekeliling pulau dimana pecahan ombak terbentuk. Ini dikarenakan jenis ikan ini biasanya mencari mangsa ikan-ikan kecil yang banyak bermain di daerah ini.

Sementara bagi pemancing dasaran dan jigging biasanya mencari lokasi laut yang dasarnya berkarang, drop off, serta tubiran gosong dll. Selain itu mereka juga biasa mencari spot rumpon. Para pemancing teknik ini mengandalkan alat GPS untuk mengingat koordinat spot rumpon, karang atau tubiran yang mereka pernah explore dan mengintip bebatuan dasar laut dengan fishfinder. Biasanya banyak ikan-ikan besar bermain di daerah ini seperti GT, kakap, krapu dan lain-lain.
Selain itu spot mancing ditengah laut bisa diliat dari tanda2 alam seperti banyaknya burung beterbangan dipermukaan laut, pertanda banyak ikan-ikan kecil sedang bergerombol disana yang merupakan mangsa ikan-ikan predator. Selain itu batang pohon yang terapung-apung ditengah laut juga biasanya dimanfaatkan ikan2 predator besar untuk memburu ikan-ikan kecil.

Menurut Bung Ichang (salah satu pemancing senior di Batam), spot yang baik untuk memancing cumi adalah lokasi dengan dasar laut yang memiliki gugusan rumput laut atau karang yang merupakan tempat ideal bagi cumi berlindung dan mencari mangsa. Kondisi air aut harus berwarna cerah/bening, ada sedikit angin (angin darat bukan angin laut) dan kedalaman laut berkisar antara 2-6 meter. Jika mancing di atas dermaga, perhatikan bekas tinta (dari cumi) di lantai dermaga. Bekas tinta ini menunjukkan bahwa anda telah menemukan lokasi yang tepat untuk mancing cumi.

Pencarian spot mancing yang ideal tidak lepas dari banyak faktor yang berperan seperti teknik mancing yang akan digunakan, peralatan dan perlengkapan mancing, kondisi air, arus, ombak dan angin, dan lain-lain. Jika pemancing sudah sadar dan terbiasa membaca faktor-faktor ini, akan mudah bagi pemancing menentukan lokasi atau spot yang tepat untuk memancing dan hasilnya biasanya menggembirakan.

Mancing Udang Galah

[Udang-Galah.JPG]Peralatan Mancing Udang Galah
Berikut ini peralatan yang diperlukan untuk mancing udang galah:

  1. Joran atau rod dengan ujung yang lentur dan sensitif serta ring atau cincin yang kecil.
  2. Reel spining kecil ukuran kolam, bisa juga menggunakan penggulung kayu.
  3. Line berupa monofilamen tipis, ukuran 1-2lbs pada mainline dengan leader 2-8 lbs.
  4. Kail yang digunakan adalah kail khusus udang atau circle hook tanpa kait (barbless) dengan nomor 9-12.
  5. Timah pemberat kecil dengan stoper. Timah jangan terlalu berat, yang penting tidak terbawa arus.
Umpan
Umpan yang digunakan untuk mancing udang galah biasanya cacing tanah, cacing susu, cacing bakau, bahkan anak udang. Sementara untuk chumming digunakan kelapa bakar yang dipecah-pecah.

Spot Udang Galah
Memancing udang galah sebaiknya tidak pada saat air pasang dan cuaca dengan curah hujan cukup tinggi. Waktu terbaik mancing udang galah ialah pada saat kemarau dan air surut. Biasanya udang sangat agresif pada malam hari. Tempat favorit bagi udang biasanya diantara kayu log/glondongan yang terendam di sungai. Biasanya ini terdapat pada sungai-sungai di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Irian dll. Selain itu Udang galah juga sering bermain pada dasar sungai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan spot udang galah didasar sungai adalah seperti berikut:

  1. Kenali struktur dasar sungai tempat dimana kita memancing. Selalunya dasar sungai berbentuk lika liku dan beralun-alun.
  2. Pada tikungan sungai lazimnya aliran air agak perlahan atau alirannya tidak terlalu deras.
  3. Pada arus deras menandakan kawasan tersebut lebih dalam, manakala aliran perlahan pula adalah sebaliknya.
Mancing Gembira: Spot Udang GalahPosisi udang bermain pada arus yang cukup deras

Pola Makan Udang
Berikut ini adalah ciri khas atau kebiasaan makan udang galah:

  1. Apabila udang galah beratnya lebih 300 gr maka umpan akan langsung dilarikan dan ujung joran akan langsung menukik.
  2. Untuk udang ukuran sedang biasanya sewaktu umpan dimakan, leader akan dipegang dan ditarik-tarik menggunakan capitnya sehingga ujung joran akan terangguk seperti ikan kecil yang makan.
  3. Untuk udang yang berukuran kecil biasanya pola makannya hampir sama dengan yang berukuran sedang, oleh karena itu sering - seringlah mengecek dengan menaikkan ujung joran dan apabila berat atau ada tarikkan maka umpan sedang dimakan.

Memancing udang galah harus sabar, lembut dan penuh perasaan. Pada saat umpan dimakan oleh udang, joran akan melengkung, yang perlu kita lakukan tahan saja jangan digentak karena akan membuat mulut udang robek. Angkat joran pelan-pelan sambil menggulung reel pelan-pelan dengan posisi ujung joran diatas udang sehingga line tegak lurus dengan permukaan air. Udang bisanya jika terkena pancing akan mundur kebelakang dan membengkokan tubuhnya, jika digentak atau ditarik terlalu kencang akan membuat mulutnya sobek terkena kail.

Pada saat udang berhasil dinaikan keatas jangan pernah menyentuh atau memencet ekor udang karena terdapat semacam sungut yang cukup tajam serta kepala udang terdapat tanduk yang bergerigi yang cukup maknyos kalo nancep di jari. Sementara capitnya tidak terlalu berbahaya asal tidak terkena ujung capitnya saja.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat

Persiapan Memancing

PERSIAPAN
Olahraga memancing merupakan olahraga yang menyenangkan. Dibalik kegembiraan memancing, kadang kita lupa bahaya yang mengintai. Oleh karena itu perlu persiapan sebelum memancing. Berikut ini merupakan peralatan serta perlengkapan yang diperlukan untuk persiapan mancing di laut:
Life Jacket: Kadang sesuatu yang tidak inginkan terjadi pada diri pemancing seperti terjatuh ke laut akibat ombak atau gelombang yang tinggi dan datang tiba-tiba atau salah berpijak. oleh karena itu jaket pelampung penting untuk keselamatan.

Fishing Vest: Fishing vast atau rompi mancing sangat penting bagi pemancing yang aktif untuk menyimpan lure atau umpan, gunting dan aksesoris lainnya.

Fishing Boots: Fishing boots atau alas kaki untuk mancing penting untuk kenyamanan kaki ada ketika basah oleh air dan melindungi kaki dari karang dan benda-benda tajam lainnya.

Pliers, Scissors, dll: Membawa gunting dan tang penjepit penting untuk membantu membuat rangkaian pancing, melepas lure dari ikan, dan lain-lain. Alat ukur juga boleh dibawa untuk mengukur ikan yang kita tangkap.

Polarization Sunglasses: Kaca mata polarize membantu melindungi mata dari sinar matahari dan sambaran benda-benda yang membahayakan mata seperti kail serta mengurangi pantulan sinar matahari dari permukaan air laut.

Landing Net: Kadang ikan besar tertangkap pada saat kita mancing, landing net atau serokan sangat membantu untuk menaikan ikan besar pada spot yang tinggi dan daerah berbahaya.

TACKLE
Berbicara mengenai apa yang kita butuhkan untuk memancing, jawabannya iyalah sebuah rod (joran) dan reel. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai tackle (piranti).

Rod (Joran) - Terdapat banyak macam rod tergantung panjang dan kepadatan. Ketika membeli rod, hal yang perlu diperhatikan adalah ikan target apa yang akan dipancing dan fishing points.
Reel - Terdapat berbagai pilihan reel, ada yang ukurannya kecil, sedang dan besar. Selain itu dalam pemilihan reel, perlu diperhatikan kecocokan dengan rod yang kita miliki, budget, jumlah bearing (semakin banyak semakin bagus), kapasitas benang, bahan (apakah tahan dengan air asin), faktor-faktor lain.
Line - Umumnya fishing line dikelompokan dalam 3 kategori yaitu: PE line, nylon line, dan fluorocarbon line. Kebiasaan yang berlaku, PE line digunakan sebagai main line dan fluorocarbon line sebagai shock leader. Kekuatan shock leader biasanya 3 kali lebih besar dari main line. Dengan menyambungkan line yang lebih tebal di bagian ujung, akan menyerap hentakan akibat perlawanan ikan dan mencegah tali putus akibat gigi ikan yang tajam.
Lure - gunakan berbagai jenis lure sesuai ikan target dan lokasi mancing. Cobalah bereksperimen dengan berbagai macam warna lure sesuai dengan kondisi atau warna air dan cuaca.

JENIS-JENIS LURE
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai berbagai jenis lure

Minnow 
seperti yang terlihat pada gambar, minnow adalah sejenis ikan kecil yang bergerak secara alami seperti ikan. Kebanyakan lure jenis minnow merupakan tiruan bentuk dan warna ikan yang hampir sama persis. Lure ini digunakan pada fresh water dan salt water, biasanya effektif pada saat ikan sedang lapar dan rakus. Lure jenis ini tersedia dalam berbagai jenis kedalaman, shallow type untuk target ikan yang relatif tidak dalam (dekat dengan permukaan), deep type untuk target ikan yang bermain di kedalaman, floating type merupakan lure yang bermain dipermukaan dan sinking type merupakan lure yang cepat sekali tengelam untuk target ikan didekat dasar.


Top Water
Lure jenis ini menggoda/menarik ikan di permukaan. Lure ini beraksi seperti ikan kecil yangpanik dan lari menjauh. Lure ini sangat effektif untuk memancing ikan yang bermain disekitar permukaan. Yang termasuk lure jenis ini antara lain jenis pencil dan popper yang menciptakan cipratan dipermukaan dan menimbulkan bunyi yang menggoda ikan.


Vibration
Lure jenis ini menghasilkan gerakan bergetar yang tinggi dengan bergoyang-goyang untuk menarik ikan bahkan dalam perairan dingin atau dengan jarak pandang yang rendah.


Metal Jig 
Lure yang terbuat dari timah yang tengelam sambil bergoyang dan mengkilat permukaannya. Lure jenis ini biasanya untuk target perairan dalam, tapi bisa juga untuk target perairan sedang tergantun kondisi arus. Bisa digunakan untuk casting dari pantai untuk jigging di tengah (tergantung berat dan bentuknya).


Target Water Range by Lure:


WARNA LURE
Ada banyak macam warna lure. Pemancing kadang bingung dalam memilih warna lure.

Warna lure terbagi atas 2 macam pola yaitu natural color yang mencontoh bait fish atau ikan mangsa dan yang kedua warna-warna mencolok yang kontras/menyolok yang menggoda didalam air. Warna natural terdiri dari hitam, biru, hijau, coklat pada sisi punggung lure. Warna mencolok terdiri dari hijau kekuningan, oranye, merah dan sebagainya.
Warna-warna natural menggoda selera makan ikan sementara warna mencolok menggugah rasa ingin tahu ikan.
Warna effektif untuk untuk menarik perhatian ikan yang sudah kenyang adalah warna mencolok dibanding warna natural/alami. Dengan kata lain warna lure dengan warna alami cocok untuk ikan yang lapar.

PRAKTEK MEMANCING
Minnow

Kebanyakan ikan-ikan kecil bermain dibalik karang ketika air pasang dan karang berada didalam air. Ikan besar pendatang biasanya datang ke lokasi ini untuk memakan ikan-ikan kecil ini.
Jika lokasi ini agak dangkal, dan kondisi air dan karang seperti diatas, penggunaan minnow bisa dipraktekan. Lure yang bisa di lempar jauh sangat direkomendasikan untuk menjangkau daerah yang lebih dalam.


Top Water (permukaan)

Ketika ikan-ikan kecil dikejar oleh ikan besar dipermukaan, pilih lure permukaan seperti popper. Mainkan rod dengan hati-hati untuk membuat cipratan seolah2 ikan sedang menerkam mangsa.


Vibration

Lure jenis ini direkomendasikan sebagai lure pencari di air dalam ketika spot ikan bermain sulit ditemukan, penggunaannya mudah hanya dengan menggulung tali pancing dengan reel.


Metal Jig

Jika ingin cast ke jarak yang lebih dalam dan lebih jauh, metal jig sangat berguna. Metal jig kecil dapat dilempar sangat jauh dan dapat menyelam lebih dalam dari lure dari plastik atau kayu.
Ikan target untuk lure jenis ini adalah ikan yang bermain di dasar dan pertengahan. Ketika menggunakan jig ini, pemancing harus memainkan rod keatas dan kebawah agar jig dapat bergerak sesuai dengan yang kita inginkan.

Diterjemahkan dari http://www.duel.co.jp/

Wednesday, May 29, 2013

Merawatmu di Usia Senja

Robertson McQuilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai rektor diUniversitas Internasional Columbia dengan alasan merawat istrinya Muriel yang sakit alzheimer yaitu gangguan fungsi otak.Muriel sudah seperti bayi,tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk makan,mandi dan buang airpun ia harus dibantu. Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dgn tangannya sendiri,karena Muriel adalah wanita yg sangat istimewa baginya.

Pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas ompol Muriel dan di luar kesadaran, Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri, sehingga Robertson kehilangan kendali emosinya. Ia menepis tangan Muriel dan memukul betisnya, guna menghentikannya. Setelah itu Robertson menyesal dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya

saya memukulnya,walaupun tidak keras, tetapi itu cukup mengejutkannya. Selama 44 tahun kami menikah,saya belum pernah menyentuhnya karena marah, namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya,saya memperlakukannya demikian. Ampuni saya, ya Tuhan." Tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.

Pada tanggal 14 Februari 1995, hari itu adalah hari istimewa untuk Robertson dan Muriel, karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson melamar Muriel. Pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel.Menjelang tidur ia mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, "Tuhan yang baik, Engkau mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikatMu. Amin."

Pagi harinya, ketika Robertson berolahraga dengan menggunakan sepeda statisnya,Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel tidak pernah berbicara, memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening, "Sayangku ... sayangku ..." Robertson melompat dari sepedanya dan segera memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu. "Sayangku, kau benar2 mencintaiku bukan ?" tanya Muriel. Setelah melihat anggukan dan senyum diwajah Robertson, Muriel berbisik, "Aku bahagia !" Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson.

Tempat Sampah Bagi Yang Terkasih

Suatu kali seorang anak berkata kepada ibunya, "Bu, Bapak ini aneh ya, cuma begitu saja jadi marah."Ketika itu penyebabnya hanyalah secangkir teh yang tidak manis, tidak seperti yang biasa disediakan istrinya ketika dia pulang kerja. "Ya, mungkin Bapak sedang banyak masalah sehingga memendam emosi di hatinya," jawab ibunya bijak. "Ya, tetapi kok Ibu yang dimarahi, kan itu tidak adil. Ibu kan hanya kurang menambahkan gula di minuman Bapak," sanggah anaknya. "Benar sih, Nak. Tetapi, mungkin saja Bapak tidak sempat mengeluarkan emosinya tadi. Dan, kita tidak berharap kan supaya Bapak marah-marah sama orang lain? Bisa lebih kacau jadinya," jelas ibunya. Sekalipun tidak puas mendengar penjelasan ibunya, anak itu hanya diam saja.
Di hati kecil setiap manusia, tidak ada seorang pun yang mau dijadikan sasaran kemarahan orang lain. Tetapi, orang yang hidupnya dikuasai Roh Kudus akan mampu meredam setiap kemarahan orang. Seorang hamba Tuhan berkata, "90% lebih emosi seseorang dalam bentuk kemarahan dilampiaskan kepada orang-orang terdekat dan yang dikasihinya. Suami kepada istri dan anaknya, istri kepada suami dan anaknya, anak kepada orang tuanya." Hamba Tuhan ini memberi alasan bahwa mungkin saja seseorang tidak berani atau sungkan untuk marah kepada orang lain. Sehingga, tempat yang "enak" untuk marah adalah orang-orang terdekatnya. Hamba Tuhan lain berkata, "Kita harus memiliki hati bagaikan samudera, terutama bagi keluarga kita. Anda tahu samudera itu apa? Samudera adalah tempat yang bisa menetralkan setiap bangkai yang dibuang ke sana. Tidak ada bau bangkai di samudera. Hati kita juga harus bisa menampung "bangkai" keluarga kita, yaitu kemarahan dan kekesalan. Dan, menetralkan "bangkai" tersebut. Maksudnya supaya "bangkai" itu tidak dibuang ke tetangga." Memang terkesan tidak adil, tetapi itulah salah satu fungsi orang-orang yang berada di dalam satu keluarga. Daud, dia bisa garang kepada para musuhnya, tetapi dia bisa menerima kemarahan Absalom anaknya.
Di satu sisi, kemarahan itu tidak dibenarkan, tetapi di sisi lain, seorang pasangan dan seorang anggota keluarga harus siap menjadi "tempat sampah" kemarahan tersebut. Penulis Amsal mencatat, "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Ams 16:32). Itu berarti bahwa seseorang yang rela menjadi "tempat sampah" tersebut akan mempunyai kekuatan untuk menang, yaitu mengambil hati mereka yang marah, bahkan sanggup membawa keluarga dalam suasana damai sejahtera. Tetapi, untuk bisa demikian, dia harus hidup oleh Roh atau mau dibimbing Roh Kudus. Tentu kita ingin keluarga kita tenang dan nyaman. Maka, mulailah dari diri sendiri untuk mau hidup dibimbing Roh Kudus sehingga sanggup menampung perkataan dan tingkah laku yang tidak menyenangkan dari anggota keluarga yang lain.
Amsal 25:15; Galatia 5:16, 22-23
Doa
Bapa, aku ingin keluargaku damai sejahtera. Mulailah dari diriku ya Bapa dengan memberi kekuatan kepadaku untuk sanggup menampung kemarahan anggota keluargaku. Amin
(Manna Sorgawi Edisi Juli 2010)

Pengalaman Lembah

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman... Mazmur 23:4
Ketika rumput sudah menipis dan mulai habis. Seorang gembala akan menuntun kawanan dombanya melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan padang rumput yang baru. Perjalanan yang melelahkan. Kadangkala harus mengitari bukit. Menerobos semuk berduri. Menginjak bebatuan tajam. Dan biasanya akan melewati lembah curam yang sukar untuk dilalui.
Itulah pengalaman Daud yang digambarkan dalam syairnya. Sehari kemarin ia dipuja gadis-gadis Israel, hari ini ia harus menghindar dari lemparan tombak
Saul. Tak hanya itu, ia menjadi buron dan harus berpura-pura gila. Pengejaran yang mengancam nyawa. Bersembunyi dari gua ke gua.
Mungkin juga hari ini kita mengalami pengalaman lembah. Jalan yang harus kita tempuh tak lagi mulus. Akrab dengan kesulitan bahkan sudah terbiasa dengan
masalah. Sungguh masa-masa sulit yang harus dijalani.
Hanya satu alasan yang membuat Daud tegar dan tak takut menghadapi semuanya itu, karena Tuhan berada di depannya! Demikian juga ini menjadi alasan untuk kita
tetap tegar saat melewati pengalaman lembah kehidupan. Kalau Tuhan ada di depan kita, apalagi yang perlu kita takutkan?
Tak selamanya kawanan domba itu merasakan pedihnya duri menusuk atau tajamnya bebatuan, atau curam terjalnya lembah yang harus dilalui. Dari kejauhan sudah
terlihat area luas berwarna hijau. Padang rumput hijau berhamparan, siap untuk mengenyangkannya lagi. Tak selamanya hidup yang kita jalani berat. Dibalik semuanya itu kita sedang dikenyangkan oleh kebaikanNya!

Tuhan Adalah Gembalaku

Meski Mazmur 23 yang ditulis ribuan tahun yang lalu. Mazmur 23 menjadi syair yang tak pernah usang. Menjadi lagu yang tak pernah lekang oleh jaman.
Kata-kata indah yang sedemikian memukau. Memberi rasa nyaman kepada siapa saja yang mendengarnya. Memberi rasa aman kepada siapa saja yang dicekam ketakutan. Memberi pengharapan kepada siapa saja yang tak memiliki pengharapan. Memberi ketenangan kepada mereka yang galau dengan beratnya perjalanan hidup.
Daud tak asal berujar. Bukan karena Daud pintar mencari kata-kata indah. Singkatnya, bukan hanya goresan puitis tanpa arti. Bagi Daud, Mazmur 23 adalah kehidupannya. Ia menggambarkan hubungannya dengan Tuhan dengan begitu jujur.

Demikian hendaknya Mazmur 23 tidak hanya sekedar menjadi tulisan indah penghias dinding kamar. Atau menjadi lagu favorite kita saja. Di tengah-tengah perjalanan
yang semakin berat, jadikan Mazmur 23 menjadi rhema dalam kehidupan. Kita akan mengalami Tuhan sebagai Gembala kita yang baik setiap hari.
Kita akan diperkaya oleh butir-butir mutiara yang terurai dalam Mazmur 23. Sebuah kata-kata bisa menjadi mutiara kehidupan kalau kita menghidupinya. Itu
sebabnya Handbook Spirit edisi bulan ini akan mencoba mengaplikasikan Mazmur 23 dalam kehidupan kita sehari-hari. Berdoa agar Anda semakin mengenal pribadi
Yesus sebagai Gembala kita yang baik.



Asal Usul Tradisi Telur Merah

Dalam budaya orang Tionghoa, bayi yang berumur satu bulan patut dirayakan. Orang tua yang berbahagia akan memperkenalkan kehadiran momongan baru mereka kepada teman dan sanak saudara mereka, sambil merayakan sebuah pesta telur merah dan jahe. Secara tradisi, nama bayi tersebut juga akan diberitahukan pada saat itu juga.

Tamu tamu yang menghadiri pesta telur merah dan jahe itu akan membawakan berbagai kado.  Angpao selalu diberikan kepada bayi laki-laki, sementara bayi perempuan akan mendapatkan berbagai perhiasan mahal. Para tamu undangan tidak meninggalkan pesta dengan tangan yang kosong. Orang tua sang bayi akan memberikan telur merah kepada mereka menandakan kebahagiaan dan sebuah permulaan hidup yang baru dengan hadirnya sang bayi.

Pesta telur merah dan jahe berasal dari budaya Tiongkok kuno. Sama seperti di negara negara lain, angka kematian bayi di Tiongkok zaman dahulu cukup tinggi sebelum berkembangnya ilmu pengobatan modern pada abad ke 20. Oleh karenanya, seorang bayi yang telah berusia satu bulan kemungkinan besar dapat bertahan hidup sampai dewasa, makanya diadakan sebuat pesta untuk merayakan hal itu.

Secara tradisi, masa nifas (umur bayi satu bulan/ ibu istirahat satu bulan setelah melahirkan tanpa keluar rumah)  ini juga merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan kembali sang ibu kepada masyarakat luar, orang Tionghoa percaya bahwa ibu-ibu berada dalam kondisi tubuh paling lemah sepanjang masa hidupnya sehabis melahirkan. Sama seperti adat orang inggris yang meminta ibu ibu istirahat untuk beberapa waktu sehabis persalinan, ibu ibu orang Tionghoa secara tradisional telah melakukan istirahat di dalam rumah selama sebulan penuh sehabis melahirkan tanpa keluar rumah. Ini untuk memastikan agar mereka tidak jatuh dalam kondisi yang terlalu lelah, atau tidak terjangkiti oleh berbagai kuman penyakit dari dunia luar yang dapat membahayakan mereka pada saat tubuh dalam kondisi paling lemah. Selain beristirahat, mereka minum sup daging hasil rebusan dari kaki babi, telur, cuka dan jahe, kebanyakan dari ibu ibu muda masih mengikuti cara ini sampai sekarang.


Pada zaman dulu, sesuai dengan pentingnya anak laki-laki dalam tradisi orang Tionghoa, pesta telur merah dan jahe kadang-kadang hanya dirayakan kepada bayi laki-laki saja, atau perayaan buat bayi laki-laki lebih megah dibanding bayi perempuan, tetapi sekarang, pesta dirayakan untuk bayi jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.


Di tahun tahun terakhir, lingkungan/tempat merayakan pesta telur merah dan jahe telah mengalami perubahan.  Para  orang tua mungkin akan memilih untuk merayakan pesta tersebut  di sebuah restoran yang mewah. Para orang tua juga dapat menggunakan telur dengan warna merah muda (tidak harus merah tua) dalam perayaan itu  : telur dengan jumlah angka jamak adalah untuk bayi laki-laki : telur dengan jumlah angka ganjil adalah untuk bayi perempuan. Tradisi ini juga masih terlihat pada keluarga keturunan Tionghoa di Indonesia: pada saat bayi mereka berusia satu bulan, mereka akan mengirimkan paket telur merah dan ayam goreng (atau kue) kepada sanak saudara atau rekan-rekan yang memberikan kado kelahiran untuk sang bayi. (Erabaru/tan)

Kisah Budaya Luhur Bangsa China

Budaya Tiongkok klasik merupakan berkah dari langit untuk manusia. Inti utama budaya Tiongkok klasik memuat kepercayaan ortodoks, prinsip etika, nilai moral, tata cara dan prosedur, jalan hidup, kebiasaan dan adat, seni budaya dan lainnya.
Ideologi dibaliknya berakar pada pemikiran dan teori Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Jadi, budaya ini mengandung arti yang mendalam. Tujuan artikel ini adalah membahas sedikit dari konsep-konsep tersebut, seperti integrasi antara manusia dan alam, indahnya keselarasan, dan nilai-nilai kehidupan.
1. Akar Budaya
Frase “wen hua” (budaya) pertama kali muncul dalam buku Yi Shu. Frase ini tersurat dalam kalimat, “Amati astronomi untuk melihat perubahan, beri perhatian pada kemanusiaan untuk mempengaruhi dunia.” Konsep astronomi, letak geografis dan kemanusiaan dianggap sangat penting dalam tradisi Tiongkok. Langit, bumi dan manusia dipandang sebagai 3 potensi.
Berkenaan dengan fenomena astronomi, pada bagian pertama “Huang Di Shu”, disebutkan “Amati Tao langit, lakoni pada kehidupan nyata, dan itulah semua yang perlu dilakukan seseorang.” Itu berarti jika orang-orang dapat mengamati dengan jelas fenomena langit dan membakukan moral sosial dengan perilaku individu, maka itu sudah sempurna.
Di buku Shuo Wen, disebutkan, “Fenomena Tao dinamai “wen; “hua" berarti pembelajaran,” yang berarti mengajarkan masyarakat berdasarkan fenomena astronomi, yang juga merupakan asal dari budaya. Di sini, frase “kemanusiaan” dan “astronomi” disebutkan bersama untuk mengindikasikan bahwa prinsip dan norma di dunia manusia harus sesuai dengan hukum langit dan prinsip-prinsip semesta.
Dalam sejarah, orang suci, orang bijak dan kultivator yang sadar dan melakoni kebenaran, berbuat sesuai perintah langit. Dalam hal ini mereka mengkultivasi diri mereka sendiri, membuktikan Tao dan mengajarkan orang-orang. Menurut catatan sejarah, Fuxinshi menciptakan Trigram Delapan sedangkan Shennongshi menemukan bahan obat-obatan dengan menguji lebih dari ratusan jenis bahan herbal dan rumput-rumputan. Yao, Shun dan Yu memerintah dengan bijak dan membimbing orang-orang untuk menjalankan kehendak langit. Kaisar Wen dari dinasti Zhou dapat memprediksi kejadian masa depan dengan akurat. Laozi mewariskan budaya klasik, seperti Buku Perubahan yang merekam pola reguler langit dan bumi, yin dan yang, alam semesta, masyarat dan kehidupan manusia. Konfusius menghadirkan budaya Konfusianis, untuk menjaga kedamaian dan kesejahteraan negara. Masyarakat Tiongkok percaya bahwa Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme menciptakan sebuah sistem moral stabil yang membentuk fondasi bagi kehidupan yang berkelanjutan, stabilitas dan harmoni.
2. Inti Utama dan Nilai-Nilai Budaya Tiongkok Klasik
Ajaran Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme membentuk inti kebudayaan Tiongkok kuno, yang tidak hanya mempengaruhi kelakuan dan mental orang-orang, tetapi juga membangun kepercayaan umum dan integritas bangsa Tionghoa. Karakter nasional yang terefleksi pada budaya Tionghoa termasuk penghormatan pada langit dan dewa-dewa, norma susila dan “kebenaran”, di mana aliran Buddha menekankan pada “belas kasih”. Konfusianisme menitikberatkan pada “kasih sayang, keadilan, tata aturan, kebijakan dan kepercayaan.” Semua ini merefleksikan pencarian orang-orang dalam memahami esensi hidup dan pencerahan, dan juga jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti, dari mana asal manusia, ke mana manusia kembali, adakah arti yang lebih tinggi dari hidup dan nilai tak terbatas, bagaimana orang-orang harus berbuat, dan bagaimana cara meningkatkan kondisi moral ke tingkat Buddha, Tao dan Dewa-Dewa.
Dalam hal spesifik, sejarah 24 dinasti Tiongkok adalah koleksi biografi dari kebenaran dan kepercayaan, dicirikan dengan contoh yang menunjukkan “seseorang tidak boleh melakukan hal tak bermoral walaupun kaya, tidak boleh tergerak walaupun dalam keadaan miskin, dan tidak boleh tenggelam pada kekuasaan dan kekuatan militer.” Titik acuan moral kebudayaan klasik adalah norma dan tumpuan peningkatan spiritual, yang tidak hanya berfungsi sebagai sumber spiritual tak terbatas untuk generasi selanjutnya, tetapi juga berkontribusi secara langsung pada perkembangan dan kemajuan kesusastraan klasik Tiongkok, musik, seni lukis, kaligrafi dan berbagai jenis seni. Arti yang lebih mendalam dari wajah moral Tiongkok kuno hanya dapat dimengerti dan dialami melalui peningkatan spiritual dan moral yang berpikiran lurus.
Kepercayaan dan kekuatan moralitas klasik dapat mengakhiri konflik dan pertikaian hidup, serta menciptakan sebuah kedamaian yang mendalam. Di tengah kesulitan dan urusan dunia yang kacau, kekuatan ini memungkinkan orang-orang untuk memiliki sepetak tanah murni di jiwa mereka dan mempertahankan ketenangan ini. Di hadapan konflik antara kepentingan pribadi dan moralitas, kekuatan ini juga membuat manusia mampu mempertahankan garis batas moralitas sehingga mereka tidak tersesat dan bingung, tidak menghianati niat dan kesadaran, tidak tenggelam ke tingkat rendah, dan selalu melihat harapan. Jika orang-orang mampu mematut diri terhadap prinsip langit, mereka bahkan mampu menjadi orang suci, manusia bijak, dewa, buddha yang membuktikan kebenaran Tao, menyelamatkan mahluk hidup, dan menjadi abadi. Jika moral masyarakat merosot, tidak murni, maka kekuatan negatif akan menemukan jalannya untuk mengarahkan orang ke jalan sesat.
3. Ciri Khas Kebudayaan Klasik
Budaya 5000 tahun bangsa Tiongkok telah mewarnai keseluruhan peradaban manusia. Ia telah menampilkan kekuatan agung dalam hal integritas dan daya hidup. Luas ruang lingkupnya terefleksi pada prinsip budaya keberagaman dan keterbukaan, dan ini telah berfungsi menciptakan pengaturan spesial dan tradisi “menggabungkan berbagai hal yang berbeda sifat”  dan “menjadi toleran terhadap berbagai tipe orang”. Budaya ini berpijak pada prinsip “mempertahankan keharmonisan sambil menerima perbedaan” dan “melihat fondasi yang sama sambil mempertahankan perbedaan”. Semangat melihat dunia luar dengan kebijakan mendalam dan prinsip “harmoni” sepenuhnya terefleksi pada doktrin Tao “tanpa usaha”, gagasan Konfusian “kasih sayang dan kebenaran”, dan semangat aliran Buddha ”belas kasih ”. Ini sesuai dengan yang disampaikan Laozi, “yang paling lembut dapat menangani yang paling keras,”menjadi gunung yang tinggi tanpa menolak bantuan bumi. Membentuk laut luas tanpa meninggalkan aliran kecil.” Pada jaman Dinasti Tang yang makmur, politik sangatlah tertib,keadaan ekonomi sejahtera dan budaya berpikiran terbuka. Saat prinsip-prinsip Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme diperkenalkan secara terbuka, hal tersebut memungkinkan masyarakat menjaga standard moral yang tinggi, mencapai kecemerlangan yang menarik perhatian dunia dan mempengaruhi berbagai negara.
4. Esensi Kebudayaan Klasik
A. Pandangan universal dari “penyatuan alam dan manusia”
“Alam dan manusia terintegrasi menjadi satu.” Ini merupakan inti dari ideologi Tiongkok klasik, dan Ia telah memainkan peran utama dalam budaya Tiongkok klasik. Pandangan ini telah membawa dampak signifikan pada area seperti nilai moral dan estetis. Buku Perubahan mendefinisikan langit, bumi dan manusia sebagai “tiga elemen utama”. Buku Perubahan juga mengatakan, “perubahan berarti kelahiran yang tak berakhir” dan “kebajikan terbesar dari langit dan bumi adalah penciptaan mereka atas hidup.” Manusia harus “melanjutkan kebaikan” langit dan bumi, “membentuk sifat” langit dan bumi, “ruang” diciptakan oleh langit dan bumi, “menjadi berpengetahuan tentang semua hal, dan menggunakan Tao demi kebaikan dunia,” jadi mencapai “keadaan murni di mana alam dan manusia terintegrasi menjadi satu.”
Kebudayaan klasik memegang kehendak Tuhan dengan hormat, percaya bahwa langit menciptakan manusia dan semua hal, dan memberkati mereka dengan kebajikan dan sifat baik hati. Hal ini juga membentuk hukum. Langit dan manusia terhubung satu sama lain, saling berkomunikasi dan tergabung menjadi satu. Konfusius berkata saat membuat kesimpulan tentang hidupnya, “ Saya memutuskan untuk belajar di usia 15, mencari jati diri di usia 30, menjadi tercerahkan di usia 40 tahun, dan pada umur 50 tahun, saya tahu tentang kehendak Tuhan..” Mencius berkata, “menjaga hati yang bersih dan memupuk sifat yang diberikan Tuhan, ini adalah cara untuk melayani langit.” Baik aliran Buddha maupun Tao berbicara tentang siklus kehidupan dan percaya pada samsara. Selain itu kedua aliran ini yakin bahwa kebaikan dan kejahatan akan menemui takdir mereka. Pada bagian “Yue Shu” dari Catatan Sejarah Agung disebutkan bahwa “Langit dan manusia terhubung satu sama lain, seperti hubungan antara tubuh, bayangannya dan udara. Seperti halnya jika seseorang menanam melon, Ia akan memperoleh melon, dan jika Ia menanam kacang, Ia akan mendapat kacang. Ini adalah sebuah sifat alam. Jadi, ketika seseorang terhubung dengan Tao langit, Ia dapat memahami hubungan di antara manusia.
Kaisar-kaisar pada jaman Tiongkok kuno menekankan pentingnya menghaturkan persembahan kepada dewa-dewa dan menyanyikan pujian tentang pengaruh dan bimbingan dari Langit dan Bumi. Memenuhi perintah Langit dianggap sebagai perbuatan bajik, dan orang-orang akan diberi hadiah jika melakukannya. Sebaliknya, jika melakukan yang tidak baik, mereka akan dihukum oleh Langit. Orang suci dengan gembira menjalankan Tao, tanpa meletakkan pengejaran pribadi mereka sebagai prioritas utama. Jika seseorang melakukan hal baik untuk memperoleh keberuntungan, maka telah ada sifat egois dalam hatinya. Jadi, kehendak Langit harus dikerjakan sebaik-baiknya, tanpa pengejaran terhadap perolehan pribadi sedikitpun. Adalah kewajiban semua orang untuk melakukan perbuatan baik dan menolak kejahatan, dan jika seseorang dengan hati yang tulus, mencoba melakukan hal ini, Langit akan tergerak oleh usahanya.
B.” Mempertahankan Doktrin Jalan Tengah” dan “Mencapai Harmoni”
Dalam buku Doktrin Jalan Tengah, disebutkan, “Mempertahankan doktrin jalan tengah adalah hal yang paling fundamental di dunia. Mencapai keadaan selaras akan membuat jalur menjadi jernih dan mulus. Ketika keselarasan dicapai, Langit dan Bumi akan ada pada keadaan yang benar dan semua hal akan tumbuh.” Teori mendasar dari Doktrin Jalan Tengah adalah konsep integrasi alam dan manusia menjadi satu. Ini juga menjadi prinsip untuk kultivasi moral. Konfusianisme percaya bahwa semua konflik antara semua hal dengan diri sendiri, antara orang-orang dengan diri sendiri, antara logika dan keinginan, harus ditangani dengan prinsip doktrin jalan tengah dan dengan menjaga keselarasan. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai keadaan yang tulus dan penuh kasih. Kemudian, Langit, Bumi dan semua hal akan memainkan perannya masing-masing dan semuanya akan mencapai kondisi yang harmonis.
Konfusius berkata, “manusia sejati menjaga doktrin jalan tengah, sedangkan orang jahat berjalan melawannya. Alasan manusia sejati melakoni doktrin jalan tengah adalah karena Ia dalam keadaan itu setiap saat, Ia tidak melakukan lebih atau kurang. Orang jahat melawan doktrin jalan tengah, karena Ia tidak jujur dan selalu bergerak ke sisi ekstrem.”
Zhu Xi berkata, “berjalan di jalur tengah adalah hal yang benar dan jalur tengah sempurna adalah hukum yang pasti.” Dalam Lun Yu disebutkan, “di dalam aplikasi tata cara, hal yang paling berharga adalah menjaga keselarasan. Dari berbagai jalan yang diambil di masa lampau, ini adalah yang paling berharga.” Penguasa di masa lampau menetapkan upacara dan menciptakan musik untuk mengatur perilaku masyarakat dan mendidik negara. Mereka menganggap menjaga keselarasan dunia sesuai kehendak langit adalah misi sejarah mereka. Bangsa Cina, sejak jaman dahulu kala, mementingkan “menjaga harmoni” dan menghormati jalan tengah sempurna. Mereka berpegang pada belas kasih dan kebajikan untuk menjaga dunia agar tetap harmonis. Lagu Yeshi bercerita dalam Doktrin Jalan Tengah, “Orang kuno melaksanakan jalur tengah, maka Langit dan Bumi memainkan peran mereka, semua hal tumbuh berkembang. Kaisar-kaisar dan pejabat yang mengikuti prinsip ini termasuk Yao, Shun, Yu, Tang, Wen dan Wu. Jika kamu berbuat hal yang sama, maka perbuatan tercela tidak akan menemukan tempat untuk menyusup.
Orang jaman dulu menaruh perhatian pada keselarasan antara manusia, langit dan bumi. Berkenaan dengan hubungan interpersonal, Xunzi juga mengedepankan konsep “Tao kolektif”. Ia percaya bahwa alasan orang-orang bisa hidup bersama adalah karena adanya peran yang berbeda serta adanya moralitas dan keadilan. Seseorang tidak boleh menyakiti orang lain demi kepentingan pribadi. Tiap orang harus saling menjaga, baik dan toleran terhadap orang lain. Prinsip Konfusian dalam menangani hubungan interpersonal adalah kasih saying, keadilan, tata cara, kebijakan dan kepercayaan. Prinsip-prinsip seperti “belas kasih,” “jangan lakukan pada orang lain hal yang tidak ingin kamu lakukan pada diri sendiri,” “ingat apa yang benar di hadapan keuntungan pribadi,” dan “jika orang-orang tidak punya kepercayaan pada seseorang, tidak akan ada dukungan untuk orang tersebut,” menjadi nilai-nilai tradisional bangsa Tiongkok.
C. Nilai-nilai Kehidupan
Di buku Shi Daya Zhengmin, dinyatakan, “Langit menciptakan banyak orang. Ada berbagai hal dan prinsip. Sifat alami manusia datang dari sifat langit.” Dari sudut pandang universal “alam dan manusia tergabung menjadi satu,” prinsip budaya Tiongkok kuno menyarankan orang untuk memulai sesuatu dengan menyempurnakan diri sendiri terlebih dahulu. “Dari kaisar sampai orang umum, semua harus memperlakukan kultivasi diri sebagai yang utama.” Dipercaya bahwa manusia mampu mencapai kondisi “alam dan manusia tergabung menjadi satu” melalu kultivasi. Kemudian, mereka akan mampu berkomunikasi secara langsung dengan Tao dan Dewa-dewa. Ajaran Konfusius menyarankan “kultivasi-diri, aturan keluarga dan pengaturan yang baik untuk menjaga kedamaian dan keselarasan di bumi.” Walaupun dalam kesendirian, Konfusius menasihati agar orang-orang menjaga diri dengan baik. Selain itu, orang-orang harus senantiasa melakukan introspeksi diri, menerima pendapat orang lain, bermartabat, berbuat lurus dan tidak melewati prinsip-prinsip. Zhu Xi percaya bahwa seorang yang berjiwa ksatria harus tahu tata krama, memiliki hati yang lurus dan tulus. Aliran Tao menitikberatkan pada usaha untuk menjadi manusia sejati, berkultivasi untuk kembali ke diri sejati. Aliran Buddha menekankan pada kultivasi belas kasih, dengan tujuan akhir mencapai dunia Buddha.
Budaya Tiongkok kuno memberi perhatian pada kasih sayang, untuk memenuhi kehendak Langit, agar terbentuk hidup yang sederhana tetapi bajik, ketat mematut diri namun toleran terhadap orang lain, dan senantiasa berpikir dan menolong orang lain. Lao Zi member nasihat bahwa seseorang harus berlaku sesuai Tao, berbuat sesuai prinsip, menyesuaikan perbuatan sesuai keadaan, membiarkan segala sesuatu berjalan secara alami, tetap tenang dan toleran.
Konfusius percaya bahwa orang-orang harus menunjukkan belas kasih yang sama pada tiap orang. Mencius berkata, “perbuatan bajik tertinggi dari seorang ksatria adalah dengan bersikap baik pada orang lain.” Pada kebudayaan Tiongkok klasik, ajaran dan konsep Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme berakar dalam pada bangsa Tiongkok dari satu generasi ke generasi yang lain. Orang-orang menganggap pencarian kebenaran dan kebajikan adalah yang paling penting sehingga mereka tetap teguh pada prinsip tak peduli keadaan yang dihadapi.
Zhuanzi pernah berkata, “Orang yang bermartabat mirip Dewa. Dia tidak akan merasakan panas, jika danau terbakar. Tidak akan merasa dingin jika sungai membeku dan tidak akan tergerak di hadapan petir dan angin yang menakutkan.” Selama ribuan tahun, tak terhitung orang dengan kebajikan yang mulia dipuja secara luas, contohnya adalah Tao Yuanming, yang menolak perbuatan tercela demi keuntungan pribadi, Zhu Geliang, yang mampu melihat masa depan, Yue Fei, yang termasyhur karena kesetiaannya pada Negara, Lu You, yang senantiasa penuh perhatian pada rakyatnya. Orang-orang ini adalah tulang punggung bangsa Tiongkok. Mereka melampaui kehilangan dan perolehan pribadi. Mereka berhati lurus dan tak korup, perhatian terhadap rakyat dan setiap kepada negara. Perbuatan mulia mereka terekam dalam sejarah dan berkilauan selama ribuan tahun. Nilai-nilai dan pencarian terhadap kebenaran itulah yang mendorong bangsa Tiongkok melewati kesulitan dan rintangan dalam sejarah yang panjang.
Kebudayaan klasik diwariskan kepada manusia oleh kekuatan Illahi, sedangkan manusia diciptakan oleh Tuhan. Inti dari kepercayaan tradisional adalah untuk mengajarkan orang-orang agar menjadi manusia yang baik dan berbuat sesuai hukum alam semesta. Jadi, pada akhirnya dapat mencapai keadaan harmoni antara manusia dengan alam semesta. Tujuan kebudayaan Illahi terletak pada fungsinya dalam membimbing manusia dalam menilai segala hal terhadap standard moral. Sehingga, manusia mampu dengan hati lurus memahami prinsip-prinsip yang mendefinisikan “baik dan buruk” dan “kebenaran dan kebatilan.” Ini juga mendorong orang untuk mengejar kebenaran sehingga diri mereka memperoleh masa depan yang indah. Nilai moral dan arti mendalam dari kebudayaan ini bahkan berisikan makna lebih luas dan misi suci dalam sejarah. (Erabaru/ana)