Sunday, June 5, 2011

Nama mu tidak kutemukan

Aku berlutut untuk berdoa, tetapi hanya singkat sekali, karena banyak sekali pekerjaan yang harus kuselesaikan. Aku sangat tergesa-gesa untuk melakukan pekerjaanku, karena banyaknya kewajiban dan tagihan yang harus kubayar di akhir bulan. Jadi, aku hanya berlutut dan mengucapkan doa singkatku dengan tergesa-gesa, kemudian segera beranjak dan tenggelam dengan kesibukanku. Dengan melakukan doa terburu-buru, aku merasa sudah melakukan kewajibanku sebagai orang Kristen.
Sepanjang hari dalam hidupku, aku tidak pernah punya waktu untuk sekedar mengucapkan kata-kata penghiburan kepada sesamaku dan tidak ada waktu untuk menceritakan tentang Yesus kepada teman-temanku. “Tak ada waktu, tak ada waktu, terlalu banyak yang harus kulakukan!” itulah yang selalu kukatakan setiap hari. Tidak ada waktu untuk mengisi jiwaku dengan makanan rohani. Tanpa terasa, waktuku habis. Aku datang menghadap Tuhan, berdiri di hadapanNya dengan mata lelah, sedih dan putus asa. Di tanganNya terdapat buku yang besar, dan aku tahu bahwa itu adalah buku kehidupan. Tuhan memandang pada buku yang ada di tanganNya, menelusuri dengan jariNya, seolah mengharapkan namaku ada di sana. Lalu Ia pun berkata, “Namamu tidak Kutemukan di sini.” Aku menangis ... dulu berkali-kali aku ingin pergi “menuliskan” namaku di sana. Selalu ada dorongan di dalam hatiku untuk melakukannya, namun aku tidak pernah punya waktu.
Tuhan selalu berharap agar kita datang kepadaNya, Ia berkali-kali mengutus hamba-hambaNya untuk berbicara kepada kita, Ia berbicara melalui renungan yang kita baca, namun kita tidak pernah punya waktu untuk datang kepadaNya. Kita berharap kesibukan kita akan selesai sehingga ada waktu untuk datang kepadaNya. Kita juga mengharapkan agar usia kita akan panjang, sehingga pada waktunya nanti kita bisa datang kepadaNya. Menunda dan menunda, dengan harapan bahwa waktu akan kompromi. Kalaupun kita memberikan waktu, itu terjadi begitu singkat dan terburu-buru, karena pekerjaan rasanya jauh lebih penting.
Namun akan tiba saatnya ketika segalanya sudah terlambat. Tidak ada lagi waktu untuk memperbaiki diri, tidak ada lagi kesempatan untuk datang kepadaNya, kecuali kedatangan kita untuk menerima penghakimanNya. Jika sampai hari ini kita belum bertindak apa-apa dan masih mengeraskan hati, datanglah segera kepadaNya. Berikan waktu untuk Tuhan karena kebersamaan denganNya membawa dampak kekekalan. Kesibukan hidup di dunia ini akan segera berakhir dan kita akan diperhadapkan pada kekekalan. Marilah kita memilih sesuatu yang tidak bersifat fana, pilihan yang akan menorehkan nama kita di kitab kehidupan. “Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu!” (Ibr 4:7).

No comments:

Post a Comment