Sunday, March 18, 2012

Menghargai Kesempatan Melayani Tuhan



Menghargai kesempatan melayani Tuhan (Mat. 9:35-38)

Pendahuluan
Untuk mempertajam tekad kita menghidupkan fungsi gereja, maka kita melanjutkan pembahasan mengenai: “Menghargai kesempatan melayani Tuhan.” Kita tahu bahwa bencana alam dan malapetaka tidak henti-hentinya menimpa alam semesta, kejahatan manusia pun semakin meralela dari zaman ke zaman. Ini semua memperlihatkan ketidakberdayaan manusia dan betapa gelapnya dunia ini. Siapakah yang bisa menguasai hari esok? Siapa yang berani mengatakan bahwa besok ia akan tetap hidup? Gempa dan tsunami jepang telah melenyapkan puluhan ribu manusia dari muka bumi ini. Sungguh kita sama sekali tidak berkuasa atas hidup sendiri, jikalau kita hidup, itu adalah anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen, Tuhan mau kita hidup sesuai fungsi gereja, Tuhan mau kita bekerja bagi-Nya. Karena itu, marilah kita menghargai kesempatan untuk melyani Tuhan, sebab untuk itulah Tuhan memberi kita hidup.

Melayani siapa?
Saya tau bahwa setiap anak-anak Tuhan sangat sibuk dalam pekerjaan dan usaha, sibuk dalam mengurus keluarga, sibuk dalam membantu orang lain, bahkan sibuk dalam pelayanan gereja. Kalu dipikirkan, bisa jadi anak-anak Tuhan adalah orang yang paling sibuk di dunia, karena ketika orang-orang berliburan, sebagian anak-anak Tuhan tetap harus sibuk melayani di gereja. Namun perlu kita ingat bahwa dalam setiap kesibukan yang kita lakukan, kita bukan melakukannya untuk siapa-siapa, melainkan untuk Kristus, sebab kepada siapapun kita melayani, sesungguhnya kita sedang melayani Tuhan (Mat. 25:31-46)

Bagaimana cara kita melayani Tuhan?
1.Mencari sasaran
Alkitab mencatat: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa, Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Mat. 9:35) ayat ini memperlihatkan bahwa Yesus sendiri pergi mencari sasaran, demikianlah kita juga harus mencari sasaran untuk pemberitaan Injil. Dimanapun kita berada, kiranya Injil diberitakan lewat kesaksian hidup dan setiap perkataan dan perbuatan baik kita.  Di dunia ini, setiap orang membutuhkan dorongan semangat dan perhatian kasih dari sesama. Sebab itu, marilah kita saling memdorong dan memerhatikan, dengan demikian kita akan merasakan kehangatan dan penghiburan yang bisa memberi semangat dan kekuatan hidup.

2.Hati yang memiliki kasih
Saya berpikir jikalau bukan kita terlebih dahulu menerima Injil dan mengalami kasih Tuhan yang tidak terbatas, maka mustahil kita memberitakan Injil dan membagi kasih Kristus kepada orang lain. Kasih Tuhan yang telah menyentuh dan mendorong kita untuk mengasihi sesama. Tuhan Yesus adalah Sang Pengasih, ketika dilihat-Nya orang banyak: berbagai orang sakit, orang yang dirasuk setan, dll, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Mat.9:36)  kasih-Nya lah yang mendorong Yesus menyatakan kuasa-Nya untuk menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan membangkitkan orang mati. Sungguh Yesus mengasihani orang-orang yang miskin dan menderita. Dia lebih mengasihani orang yang rohaninya buta, yang hidup menjauh dari Sang Pencipta, sebab itu Dia datang untuk menyelamatkan manusia terlepas dari dosa, menuntun manusia ke jalan hidup yang benar, yakni jalan kembali kepada Sang Pencipta. Kiranya kita orang-orang yang sudah diselamatkan, memiliki kasih Kristus, sehingga sekalipun orang tidak melihat Kristus secara langsung, namun bisa melihat Kristus di dalam diri orang-orang yang memiliki dan menghidupkan kasih Kristus.

4. Meminta kepada Tuhan.
Dari zaman dulu sampai sekarang, gereja menghadapi persolan yang sama, yaitu kekurangan pekerja. Dalam hal ini, seharusnya kita tidak heran, karena Yesus pun pernah berkata kepada murid- murid-Nya: “tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit.” (Mat. 9:37) Namun kita perlu merenungkan mengapa pekerja Tuhan sedikit, bukankah kehendak Tuhan adalah meyelamatkan manusia berdosa, mengapa Dia tidak mengutus lebih banyak pekerja-Nya untuk menuai dan menggembalakan umat-Nya? Sepertinya Yesus tidak memberi jawaban mengapa. Dia hanya mengajarkan kepada murid-murid-Nya, agar meminta kepada tuan yang empunya tuaian, untuk mengutus pekerja-pekerja (Mat. 9:38) Namun  saya berpikir, bukankah tidak masuk akal, jika Tuhan tidak mengutus pekerja-pekerja untuk menyelesaikan misi pekabaran Injil dan penggembalaan, malah sebaliknya suruh kita meminta supaya diutus-Nya pekerja? Pasti ada sesuatu yang tidak beres! Apa persolannya? Saya pikir barangkali Tuhan mau umat-Nya belajar menghargai pekerja yang diutus-Nya. Bangsa Israel sering tidak menghargai nabi-nabi, bahkan Yesus sendiri juga tidak dihargai, Dia ditolak, dianiaya dan dibunuh. Dalam konteks gereja di Indonesia, kita juga melihat banyak gereja yang kurang menghargai hamba Tuhan. Saudara sekalian, adalah wajar jikalau hamba Tuhan kekurangan karena gereja miskin, atau menderita karena serangan dari luar, sebaliknya adalah tidak wajar jikalau umat Tuhan menindas dan membuat hamba-Nya menderita. Marilah kita belajar untuk saling menghargai dan mendukung, dengan rendah hati saling membahu dalam tugas pelayanan gereja. Saya yakin, ketika kita menghargai pekerja yang diutus Tuhan, maka Tuhan akan memberkati gereja kita, bahkan mengutus lebih banyak lagi pekerja untuk membangkitkan dan memajukan gereja kita, memakai kita untuk menuai lebih banyak tuaian.

Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, marilah kita orang-orang yang sudah diselamatkan, hargailah kesempatan yang diberikan Tuhan, layanilah Tuhan, dan layanilah seorang terhadap yang lain. Kita tidak tau apa yang akan terjadi esok dan apa yang akan menimpa kehidupan kita. Karena itu, selagi masih hidup, marilah kita menghargai kesempatan untuk melayani Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita harus memandang hidup sebagai kesempatan untuk berkarya bagi Tuhan. Dan lebih penting lagi,   kita harus bersyukur karena mendapat bagian dalam pekerjaan Tuhan, sebab dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia (1Kor. 15:58) Amin.

Oleh : CGI HENRY (GMI WESLEY PEKANBARU)

1 comment: