Menghargai
kesempatan melayani Tuhan (Mat. 9:35-38)
Pendahuluan
Untuk
mempertajam tekad kita menghidupkan fungsi gereja, maka kita melanjutkan
pembahasan mengenai: “Menghargai kesempatan melayani Tuhan.” Kita tahu bahwa
bencana alam dan malapetaka tidak henti-hentinya menimpa alam semesta,
kejahatan manusia pun semakin meralela dari zaman ke zaman. Ini semua
memperlihatkan ketidakberdayaan manusia dan betapa gelapnya dunia ini. Siapakah
yang bisa menguasai hari esok? Siapa yang berani mengatakan bahwa besok ia akan
tetap hidup? Gempa dan tsunami jepang telah melenyapkan puluhan ribu manusia
dari muka bumi ini. Sungguh kita sama sekali tidak berkuasa atas hidup sendiri,
jikalau kita hidup, itu adalah anugerah Tuhan. Sebagai orang Kristen, Tuhan mau
kita hidup sesuai fungsi gereja, Tuhan mau kita bekerja bagi-Nya. Karena itu,
marilah kita menghargai kesempatan untuk melyani Tuhan, sebab untuk itulah
Tuhan memberi kita hidup.
Melayani siapa?
Saya
tau bahwa setiap anak-anak Tuhan sangat sibuk dalam pekerjaan dan usaha, sibuk
dalam mengurus keluarga, sibuk dalam membantu orang lain, bahkan sibuk dalam
pelayanan gereja. Kalu dipikirkan, bisa jadi anak-anak Tuhan adalah orang yang
paling sibuk di dunia, karena ketika orang-orang berliburan, sebagian anak-anak
Tuhan tetap harus sibuk melayani di gereja. Namun perlu kita ingat bahwa dalam
setiap kesibukan yang kita lakukan, kita bukan melakukannya untuk siapa-siapa,
melainkan untuk Kristus, sebab kepada siapapun kita melayani, sesungguhnya kita
sedang melayani Tuhan (Mat. 25:31-46)
Bagaimana cara
kita melayani Tuhan?
1.Mencari sasaran
Alkitab
mencatat: “Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa, Ia mengajar
dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan injil Kerajaan Surga serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Mat. 9:35) ayat ini memperlihatkan
bahwa Yesus sendiri pergi mencari sasaran, demikianlah kita juga harus mencari
sasaran untuk pemberitaan Injil. Dimanapun kita berada, kiranya Injil
diberitakan lewat kesaksian hidup dan setiap perkataan dan perbuatan baik
kita. Di dunia ini, setiap orang
membutuhkan dorongan semangat dan perhatian kasih dari sesama. Sebab itu,
marilah kita saling memdorong dan memerhatikan, dengan demikian kita akan
merasakan kehangatan dan penghiburan yang bisa memberi semangat dan kekuatan
hidup.
2.Hati yang memiliki kasih
Saya
berpikir jikalau bukan kita terlebih dahulu menerima Injil dan mengalami kasih
Tuhan yang tidak terbatas, maka mustahil kita memberitakan Injil dan membagi
kasih Kristus kepada orang lain. Kasih Tuhan yang telah menyentuh dan mendorong
kita untuk mengasihi sesama. Tuhan Yesus adalah Sang Pengasih, ketika
dilihat-Nya orang banyak: berbagai orang sakit, orang yang dirasuk setan, dll,
maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Mat.9:36) kasih-Nya lah yang mendorong Yesus menyatakan
kuasa-Nya untuk menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan membangkitkan orang
mati. Sungguh Yesus mengasihani orang-orang yang miskin dan menderita. Dia
lebih mengasihani orang yang rohaninya buta, yang hidup menjauh dari Sang
Pencipta, sebab itu Dia datang untuk menyelamatkan manusia terlepas dari dosa,
menuntun manusia ke jalan hidup yang benar, yakni jalan kembali kepada Sang
Pencipta. Kiranya kita orang-orang yang sudah diselamatkan, memiliki kasih Kristus,
sehingga sekalipun orang tidak melihat Kristus secara langsung, namun bisa
melihat Kristus di dalam diri orang-orang yang memiliki dan menghidupkan kasih
Kristus.
4. Meminta kepada Tuhan.
Dari
zaman dulu sampai sekarang, gereja menghadapi persolan yang sama, yaitu
kekurangan pekerja. Dalam hal ini, seharusnya kita tidak heran, karena Yesus
pun pernah berkata kepada murid- murid-Nya: “tuaian banyak, tetapi pekerja
sedikit.” (Mat. 9:37) Namun kita perlu merenungkan mengapa pekerja Tuhan
sedikit, bukankah kehendak Tuhan adalah meyelamatkan manusia berdosa, mengapa
Dia tidak mengutus lebih banyak pekerja-Nya untuk menuai dan menggembalakan
umat-Nya? Sepertinya Yesus tidak memberi jawaban mengapa. Dia hanya mengajarkan
kepada murid-murid-Nya, agar meminta kepada tuan yang empunya tuaian, untuk
mengutus pekerja-pekerja (Mat. 9:38) Namun saya berpikir, bukankah tidak masuk akal, jika
Tuhan tidak mengutus pekerja-pekerja untuk menyelesaikan misi pekabaran Injil
dan penggembalaan, malah sebaliknya suruh kita meminta supaya diutus-Nya pekerja?
Pasti ada sesuatu yang tidak beres! Apa persolannya? Saya pikir barangkali Tuhan
mau umat-Nya belajar menghargai pekerja yang diutus-Nya. Bangsa Israel sering
tidak menghargai nabi-nabi, bahkan Yesus sendiri juga tidak dihargai, Dia
ditolak, dianiaya dan dibunuh. Dalam konteks gereja di Indonesia, kita juga
melihat banyak gereja yang kurang menghargai hamba Tuhan. Saudara sekalian, adalah
wajar jikalau hamba Tuhan kekurangan karena gereja miskin, atau menderita
karena serangan dari luar, sebaliknya adalah tidak wajar jikalau umat Tuhan
menindas dan membuat hamba-Nya menderita. Marilah kita belajar untuk saling
menghargai dan mendukung, dengan rendah hati saling membahu dalam tugas
pelayanan gereja. Saya yakin, ketika kita menghargai pekerja yang diutus Tuhan,
maka Tuhan akan memberkati gereja kita, bahkan mengutus lebih banyak lagi
pekerja untuk membangkitkan dan memajukan gereja kita, memakai kita untuk
menuai lebih banyak tuaian.
Kesimpulan
Sebagai
kesimpulan, marilah kita orang-orang yang sudah diselamatkan, hargailah
kesempatan yang diberikan Tuhan, layanilah Tuhan, dan layanilah seorang
terhadap yang lain. Kita tidak tau apa yang akan terjadi esok dan apa yang akan
menimpa kehidupan kita. Karena itu, selagi masih hidup, marilah kita menghargai
kesempatan untuk melayani Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita harus memandang
hidup sebagai kesempatan untuk berkarya bagi Tuhan. Dan lebih penting lagi, kita harus
bersyukur karena mendapat bagian dalam pekerjaan Tuhan, sebab dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia (1Kor. 15:58) Amin.
Oleh : CGI HENRY (GMI WESLEY PEKANBARU)
Oleh : CGI HENRY (GMI WESLEY PEKANBARU)
Menguatkan Kepercayaan Kepada Allah
ReplyDelete