Sunday, June 5, 2011

Satu Papan Setiap Hari

Tuhan tidak membangun rumah dalam waktu satu malam, tetapi yang lebih sering terjadi adalah Dia memakukan sepotong papan setiap hari. Itulah moto hidup yang dipegang oleh Margareth. Margareth adalah seorang janda berusia empat puluh tahunan yang tinggal di sebuah panti jompo. Pada waktu muda, Margareth bukanlah wanita yang tergolong murah hati, tetapi seiring dengan bertambahnya usia, hatinya terbentuk menjadi pribadi yang murah hati.
Suatu hari Margareth merasa Tuhan memintanya melakukan sesuatu untuk gereja tempat ia beribadah, yang ada di lingkungan kumuh. Seminggu sekali Margareth keluar untuk belanja bahan makanan, dan ia mendapat hikmat untuk menabung semua uang receh sisa dari belanjanya, bagi anak-anak di gereja itu. Sebenarnya ia berharap bisa mengerjakan satu pelayanan yang lebih besar, tetapi ia belajar untuk taat pada kehendak yang Tuhan taruh di hatinya. Pada hari Natal, Margareth membungkus uang recehnya yang kurang lebih 10 dolar dan memberinya ke gereja. Ia berpesan bahwa uang itu hanya untuk anak-anak dan tidak boleh dipakai untuk keperluan lainnya.
Suatu sore, seorang wanita mengunjungi Margareth dan bertanya mengapa ada banyak uang receh di stoplesnya dan ia menjelaskan misiya. "Margareth, saya tidak bergabung dalam satu gereja, bolehkah saya ikut menabung dan memberikannya kepada anak-anak di gerejamu?' tanya wanita itu dengan tulus. "Tentu boleh," jawab Margareth. Tak lama kemudian sekitar 30 orang yang tinggal di panti jompo itu menabung uang receh mereka untuk mendukung misi yang diemban oleh Margareth. Karya Tuhan yang besar sedang bekerja melalui orang-orang kecil yang tinggal di panti jompo itu. Pada Natal berikutnya, mereka membuka stoples dan memberikan uang receh berjumlah 20.000 dolar ke perayaan Natal anak-anak. Anak-anak yang menerima hadiah itu pulang dengan kantong yang dipenuhi oleh uang recehan. Saat anak-anak tersebut tahu cerita di balik uang receh yang mereka terima, mereka ingin mengunjungi panti jompo dan menyanyikan lagu-lagu Natal di sana. Sang Pendeta mengajak mereka ke sana, dan mereka berkumpul dalam sukacita yang besar.
Margareth pernah berkecil hati terhadap ide sederhana yang Tuhan taruh di hatinya. Ia mengharapkan Tuhan akan memberinya pelayanan yang lebih bergengsi, bukan dengan mengumpulkan recehan. Namun saat ia merenungkan karya Tuhan yang dihidupinya, hatinya berkata, "Terkadang Tuhan membangun sebuah rumah dengan satu papan setiap hari."
Sekecil apa pun perkara yang kita kerjakan dengan tekun, yang sesuai dengan kehendak Tuhan, pasti akan berkembang dan memberi dampak yang hebat. Karena itu, jangan pernah berkecil hati ketika masih dipercayakan perkara yang kecil. Kerjakan sampai tuntas sehingga nanti Tuhan berkata, "Baik sekali pekerjaanmu hambaKu yang baik dan setia!"
Doa
Tuhan Yesus, ajarlah aku tekun dan setia mengerjakan tugas serta tanggung jawab yang Kau beri untuk kuselesaikan. Mohon beriku kekuatan untuk menuntaskannya. Amin.
(Manna Sorgawi Edisi Juli 2010).


No comments:

Post a Comment