Kehidupan
Pelayanan
Sesudah kita memahami fungsi
Gereja, maka kita harus merealisasikan fungsi-fungsinya dalam kehidupan
sehari-hari. Inilah pula yang saya maksudkan bahwa kita harus menghargai
kesempatan melayani Tuhan, yaitu menghidupkan fungsi gereja, menjadi pelayan-pelayan
Tuhan yang aktif. Sehubungan dengan itu pula, hari ini kita akan membahas
tentang kehidupan pelayanan.
Apa itu kehidupan Pelayanan?
1.Kehidupan yang penuh dengan kasih dan
pengorbanan
Dimana ada kasih, disitu ada
pengorbanan; tanpa pengorbanan bagaimanakah kita membuktikan kasih itu? Karena
itu, jikalau ada orang mengatakan dirinya memiliki kasih Kristus, tetapi tidak
rela berkorban, maka dia telah menipu diri dan orang lain (lih. 1 Yoh. 3:16)
Adakalnya kita menganggap bahwa kita sangat mengasihi Tuhan. Namun apakah kita
sungguh mengasihi Tuhan? Kasih dan pengorbanan kita kepada orang lain itulah
yang menjadi pengukur seberapa dalam kita mengasihi Tuhan (lih. 1 Yoh. 4:20-21)
Marilah kita belajar saling mengasihi dan memberi pengorbanan untuk sesama
keluarga dan orang lain, sebab kehidupan pelayanan adalah kehidupan yang penuh
dengan kasih dan pengorbanan. Dan kita memang diselamatkan untuk masuk dalam
kehidupan pelayanan, rela berkorban dan mengasihi sesama.
2. Kehidupan yang terus menceritakan
Kristus
Setelah Paulus bertobat, dia
tidak lagi mementingkan kemuliaan yang fana dan kosong, dia menganggap Yesus
lebih berharga daripada segala sesuatu yang ada di dunia ini (lih. Fil. 3:7-9)
Setelah mengalami pertemuan denganYesus, Sang Mesias, Juru Selamat umat
manusia, secara pribadi, maka Paulus bertekad memberitakan Kristus seumur
hidupnya. Paulus tidak memberitakan dirinya sendiri, melainkan Kristus, bahkan
demi Kristus dia rela menjadi hamba semua orang (2 Kor. 4:6) Paulus menyadari
bahwa memberitakan Kristus adalah tugas yang diserahkan oleh Tuhan kepada
setiap orang yang diselamatkan. Dia bahkan mengatakan celakah dia jikalau tidak
memberitakan Injil (Rom. 10:17) demikian juga kita, marilah kita juga memikul tugas
pemberitaan Kristus ini dalam kehidupan kita. Ketahuilah bahwa jejak orang yang
memberitakan Injil itu indah tidak terbandingkan (Rom. 10:15)
3.Kehidupan yang menyangkal diri
Yesus yang adalah Tuhan, telah
menyangkal diri, menginkarnasi hidup sebagai manusia, bahkan mati bagi umat
manusia di kayu salib (lih. Fil.2:6-8) ini adalah satu teladan penyangkalan
diri yang diberikan oleh Yesus, dan sudah tentu Dia berharap kita meneladinya.
Karena itu, Dia mengajarkan kepada murid-Nya bahwa: “setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
(Mat. 16:24) Bagi orang Kristen yang senantiasa mengalami siksaan dan
penganiayaan, maka ajaran Yesus ini mengandung makna rela mati bagi Kristus.
Namun bagaimana dengan kita yang hidup jauh dari penganiayaan? Apa makna menyangkal diri bagi kita? Sikap
mengalah, melayani secara sukarela di gereja, melestarikan lingkungan alam:
kurangi buka AC, kurangi merokok, kurangi makan daging, dll) semuanya itu
adalah penyangkalan diri yang bisa kita lakukan.
Penutup: Kiranya dengan memahami
kehidupan pelayanan, kita bisa lebih efektif hidup sebagai orang Kristen yang
tidak henti-hentinya mewarnai dan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
(cgi hernry / gmi wesley pekanbaru )
(cgi hernry / gmi wesley pekanbaru )
No comments:
Post a Comment